Apakah TDP Bisa Digunakan untuk Keperluan Perbankan?
Apakah TDP bisa digunakan untuk keperluan perbankan? – Dunia perbankan, dengan segala kompleksitas regulasinya, seringkali menimbulkan pertanyaan seputar persyaratan administrasi bagi para pelaku bisnis. Salah satu pertanyaan yang sering muncul adalah: Bisakah Tanda Daftar Perusahaan (TDP) digunakan untuk keperluan perbankan? Artikel ini akan mengupas tuntas pertanyaan tersebut, menjelaskan peran TDP dalam dunia bisnis dan kaitannya dengan persyaratan perizinan di sektor perbankan.
TDP, atau Tanda Daftar Perusahaan, merupakan bukti resmi pendaftaran perusahaan di Kementerian Investasi/BKPM. TDP berfungsi sebagai identitas legal perusahaan, memudahkan berbagai proses bisnis, mulai dari perizinan hingga akses ke layanan publik. Sementara itu, sektor perbankan beroperasi di bawah pengawasan ketat otoritas terkait, menuntut kepatuhan terhadap berbagai regulasi dan perizinan yang ketat untuk menjamin stabilitas dan keamanan sistem keuangan.
Singkatnya, TDP kurang ideal untuk keperluan perbankan yang lebih kompleks. Untuk akses layanan perbankan yang lebih lengkap, usaha Anda perlu memiliki Nomor Induk Berusaha (NIB). Proses pengurusan NIB, khususnya untuk usaha jasa, bisa Anda pelajari lebih lanjut di sini: Bagaimana cara mengurus NIB untuk usaha di bidang jasa?. Dengan NIB, akses ke berbagai layanan perbankan, termasuk pembukaan rekening dan pengajuan kredit, akan jauh lebih mudah dibandingkan hanya mengandalkan TDP.
Jadi, meskipun TDP bisa digunakan untuk beberapa keperluan administrasi, NIB tetap menjadi persyaratan penting untuk layanan perbankan yang komprehensif.
Peran TDP dalam Dunia Bisnis
TDP memiliki peran krusial bagi perusahaan dalam berbagai aspek operasional. Keberadaannya memudahkan perusahaan dalam mengakses berbagai layanan, termasuk layanan perbankan. Namun, penting untuk memahami bahwa TDP bukan satu-satunya dokumen yang dibutuhkan dalam berinteraksi dengan lembaga perbankan.
- Memudahkan proses administrasi dan perizinan.
- Sebagai bukti legalitas perusahaan dalam bertransaksi.
- Meningkatkan kepercayaan dan kredibilitas perusahaan.
Regulasi dan Perizinan di Sektor Perbankan
Sektor perbankan beroperasi di bawah kerangka regulasi yang ketat. Lembaga perbankan diwajibkan memenuhi berbagai persyaratan perizinan dan kepatuhan untuk memastikan keamanan dan stabilitas sistem keuangan. Persyaratan ini bervariasi tergantung jenis layanan perbankan yang ditawarkan dan skala operasional perusahaan.
- Izin usaha dari otoritas perbankan (misalnya, OJK di Indonesia).
- Kepatuhan terhadap peraturan perpajakan.
- Pemenuhan standar keamanan informasi dan teknologi.
TDP dan Keperluan Perbankan: Batasan dan Persyaratan
Meskipun TDP menunjukkan legalitas perusahaan, penggunaan TDP saja umumnya tidak cukup untuk memenuhi semua persyaratan perbankan. Lembaga perbankan biasanya membutuhkan dokumen-dokumen tambahan untuk verifikasi identitas dan kelayakan perusahaan.
Sebagai contoh, untuk membuka rekening perusahaan, bank biasanya meminta dokumen seperti Akta Pendirian Perusahaan, Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP), dan Kartu Identitas Direktur/Pemilik Perusahaan. Hal ini bertujuan untuk memastikan keaslian dan legalitas perusahaan serta mencegah penyalahgunaan sistem perbankan.
Singkatnya, TDP umumnya tidak bisa digunakan untuk keperluan perbankan yang kompleks. Namun, untuk memulai usaha di bidang jasa keuangan, Anda perlu memahami regulasi yang berlaku. Hal ini berkaitan erat dengan perizinan usaha, di mana memahami Apa yang dimaksud dengan OSS RBA? sangat penting. Dengan memahami OSS RBA, Anda bisa lebih mengerti proses perizinan yang dibutuhkan sebelum beroperasi, termasuk jika ingin mengajukan izin terkait layanan perbankan.
Jadi, kembali ke pertanyaan awal, mempertimbangkan kompleksitas perbankan, TDP kurang memadai dan perlu izin khusus yang sesuai regulasi.
Dokumen | Penjelasan |
---|---|
TDP | Bukti pendaftaran perusahaan, namun tidak cukup untuk keperluan perbankan secara mandiri. |
Akta Pendirian Perusahaan | Dokumen legal yang menunjukan berdirinya perusahaan secara resmi. |
NPWP | Nomor Pokok Wajib Pajak, penting untuk keperluan perpajakan dan verifikasi identitas perusahaan. |
Kesimpulan Mengenai Penggunaan TDP dalam Keperluan Perbankan
Secara singkat, TDP berperan sebagai identitas legal perusahaan, tetapi tidak dapat berdiri sendiri untuk memenuhi semua persyaratan perbankan. Lembaga perbankan memerlukan dokumen pendukung lainnya untuk memverifikasi identitas dan kelayakan perusahaan sebelum memberikan layanan perbankan. Oleh karena itu, perusahaan perlu mempersiapkan dokumen-dokumen yang dibutuhkan sesuai dengan persyaratan masing-masing lembaga perbankan.
Persyaratan Perizinan Perbankan
Mendirikan dan mengoperasikan lembaga perbankan di Indonesia bukanlah hal yang mudah. Prosesnya memerlukan kepatuhan yang ketat terhadap berbagai regulasi dan persyaratan perizinan yang ditetapkan oleh Otoritas Jasa Keuangan (OJK). Kejelasan dan pemahaman akan persyaratan ini sangat krusial untuk memastikan operasional perbankan yang legal dan terhindar dari sanksi hukum.
Persyaratan Izin Utama Lembaga Perbankan di Indonesia
Persyaratan perizinan untuk mendirikan lembaga perbankan di Indonesia sangat rinci dan kompleks. Secara umum, persyaratan tersebut meliputi aspek legalitas, modal, manajemen, dan infrastruktur. Lembaga perbankan harus memenuhi semua persyaratan ini sebelum mendapatkan izin operasional dari OJK.
Singkatnya, TDP umumnya tidak cukup untuk keperluan perbankan yang lebih kompleks. Perlu izin usaha yang lebih komprehensif. Untuk memahami lebih lanjut tentang pengurusan izin usaha, ada baiknya Anda memahami apa itu OSS, sistem yang terintegrasi untuk perizinan usaha di Indonesia, seperti yang dijelaskan di sini: Apa yang dimaksud dengan OSS?. Dengan memahami OSS, Anda akan lebih mudah mengerti persyaratan perizinan yang dibutuhkan, termasuk untuk aktivitas perbankan yang mungkin memerlukan izin khusus di luar TDP.
Jadi, kembali ke pertanyaan awal, penggunaan TDP untuk keperluan perbankan tergantung pada skala dan jenis aktivitas perbankan yang dilakukan.
Perbandingan Persyaratan Perizinan Berbagai Jenis Lembaga Perbankan
Jenis lembaga perbankan yang berbeda memiliki persyaratan perizinan yang juga berbeda. Perbedaan ini terutama terlihat pada aspek modal dan ketentuan tambahan yang dipersyaratkan.
Jenis Lembaga Perbankan | Persyaratan Izin Utama | Persyaratan Modal | Ketentuan Tambahan |
---|---|---|---|
Bank Umum | Izin usaha dari OJK, memenuhi ketentuan Undang-Undang Perbankan, memiliki struktur organisasi yang baik, dan sistem manajemen risiko yang terukur. | Minimal Rp 3 triliun (dapat berubah sesuai regulasi terbaru). | Memenuhi rasio kecukupan modal (CAR) yang ditetapkan OJK, memiliki jaringan kantor yang memadai, dan kepatuhan terhadap AML/CFT (Anti Money Laundering/Combating the Financing of Terrorism). |
Bank Perkreditan Rakyat (BPR) | Izin usaha dari OJK, memenuhi ketentuan Undang-Undang Perbankan, memiliki struktur organisasi yang baik, dan sistem manajemen risiko yang terukur. | Minimal Rp 1 miliar (dapat berubah sesuai regulasi terbaru). | Memiliki area operasional yang terbatas, fokus pada pembiayaan di wilayah tertentu, dan persyaratan modal yang lebih rendah dibandingkan bank umum. |
Bank Syariah | Izin usaha dari OJK, memenuhi ketentuan Undang-Undang Perbankan Syariah, memiliki struktur organisasi yang baik, dan sistem manajemen risiko yang terukur, serta beroperasi sesuai prinsip syariah. | Minimal sesuai ketentuan yang ditetapkan OJK, sebanding dengan jenis bank lainnya. | Kepatuhan terhadap prinsip-prinsip syariah dalam seluruh operasional perbankan, pengawasan Dewan Pengawas Syariah (DPS). |
Peran Otoritas Jasa Keuangan (OJK) dalam Pengawasan dan Pemberian Izin
OJK memegang peranan penting dalam pengawasan dan pemberian izin lembaga perbankan di Indonesia. OJK bertanggung jawab untuk memastikan bahwa lembaga perbankan beroperasi sesuai dengan peraturan yang berlaku, melindungi kepentingan konsumen, dan menjaga stabilitas sistem keuangan nasional. Proses perizinan yang ketat dan pengawasan berkelanjutan dilakukan untuk mencapai tujuan tersebut.
Konsekuensi Hukum Beroperasi Tanpa Izin Perbankan yang Sah, Apakah TDP bisa digunakan untuk keperluan perbankan?
Beroperasi tanpa izin perbankan yang sah merupakan pelanggaran hukum yang serius dan dapat berakibat fatal. Konsekuensi hukumnya dapat berupa sanksi administratif, denda, bahkan pidana penjara bagi para pelaku. Selain itu, lembaga perbankan ilegal juga dapat merugikan masyarakat dan mengganggu stabilitas sistem keuangan.
Contoh Kasus Pelanggaran Perizinan di Sektor Perbankan
Beberapa kasus pelanggaran perizinan di sektor perbankan telah terjadi di Indonesia, misalnya kasus pendirian lembaga keuangan ilegal yang menawarkan investasi bodong atau kasus bank yang beroperasi tanpa izin resmi dari OJK. Kasus-kasus tersebut menunjukkan betapa pentingnya kepatuhan terhadap regulasi perbankan dan pengawasan yang ketat dari OJK.
Singkatnya, TDP umumnya kurang ideal untuk keperluan perbankan yang lebih kompleks. Proses verifikasi dan persyaratannya cenderung lebih ketat dibandingkan dengan badan usaha berbadan hukum. Untuk mendirikan badan usaha yang lebih formal dan memadai, Anda perlu mendapatkan Nomor Induk Berusaha (NIB), dan prosesnya bisa memakan waktu; silakan cek informasi lebih lanjut mengenai lamanya proses tersebut di sini: Berapa lama waktu yang dibutuhkan untuk mendapatkan NIB?
. Setelah memiliki NIB, akses perbankan untuk bisnis Anda akan jauh lebih mudah dan terjamin, sehingga menjawab pertanyaan awal apakah TDP cukup untuk keperluan perbankan—jawabannya cenderung tidak, terutama untuk transaksi besar atau berkelanjutan.
Peran TDP dalam Konteks Bisnis Umum
Tanda Daftar Perusahaan (TDP) merupakan identitas penting bagi setiap badan usaha di Indonesia. Keberadaannya memudahkan berbagai proses bisnis, mulai dari perizinan hingga transaksi komersial. Meskipun bukan izin usaha utama, TDP berperan krusial dalam menciptakan transparansi dan kemudahan berbisnis di lingkungan usaha nasional.
Fungsi utama TDP adalah sebagai bukti legalitas keberadaan suatu badan usaha di mata pemerintah. Dengan TDP, perusahaan dapat lebih mudah mengakses layanan pemerintah, berpartisipasi dalam tender proyek pemerintah, dan menjalin kerjasama bisnis dengan pihak lain. Keberadaan TDP juga memberikan rasa aman dan kepastian hukum bagi perusahaan dalam menjalankan kegiatan usahanya.
Fungsi dan Manfaat TDP dalam Kegiatan Usaha
TDP memberikan beberapa manfaat signifikan bagi pelaku usaha. Manfaat tersebut tidak hanya sebatas legalitas, tetapi juga mempermudah akses ke berbagai layanan dan peluang bisnis.
- Kemudahan Berurusan dengan Instansi Pemerintah: TDP menjadi syarat administrasi dalam berbagai pengurusan perizinan dan layanan pemerintah, mempercepat proses dan meminimalisir hambatan birokrasi.
- Peningkatan Kepercayaan Mitra Bisnis: TDP menunjukkan komitmen perusahaan terhadap legalitas dan transparansi, sehingga meningkatkan kepercayaan dari mitra bisnis, baik lokal maupun internasional.
- Akses ke Peluang Bisnis: Beberapa tender proyek pemerintah dan kerjasama bisnis mensyaratkan perusahaan memiliki TDP sebagai bukti legalitas dan kredibilitas.
- Memudahkan Pembukaan Rekening Bank: Meskipun tidak selalu menjadi syarat utama, TDP seringkali diminta sebagai dokumen pendukung saat membuka rekening perusahaan di bank.
Contoh Penggunaan TDP dalam Transaksi Bisnis
Penggunaan TDP dalam transaksi bisnis sehari-hari cukup beragam. Berikut beberapa contohnya:
- Sebagai Identitas Perusahaan dalam Faktur Pajak: TDP tercantum dalam faktur pajak sebagai identitas resmi perusahaan yang menerbitkan faktur tersebut.
- Dokumen Pendukung dalam Perjanjian Kerjasama: TDP seringkali menjadi lampiran dalam perjanjian kerjasama bisnis sebagai bukti legalitas perusahaan yang terlibat.
- Syarat dalam Pengurusan Perizinan: TDP diperlukan sebagai salah satu dokumen pendukung dalam proses pengurusan berbagai izin usaha lainnya, seperti izin operasional atau izin impor.
Perbedaan TDP dengan Izin Usaha Lainnya
TDP berbeda dengan izin usaha lainnya seperti SIUP (Surat Izin Usaha Perdagangan), NIB (Nomor Induk Berusaha), atau izin operasional khusus sektor tertentu. TDP hanya sebagai bukti pendaftaran perusahaan, sedangkan izin usaha lainnya mengatur jenis usaha, lokasi, dan aktivitas operasional secara spesifik. Izin usaha lainnya lebih spesifik dan terkait dengan kegiatan operasional bisnis, sementara TDP bersifat umum sebagai bukti pendaftaran badan usaha.
Keterbatasan TDP dalam Kegiatan Perbankan
Meskipun TDP membantu dalam proses administrasi perbankan, TDP bukanlah pengganti izin usaha utama yang dibutuhkan untuk kegiatan perbankan. Lembaga perbankan memiliki regulasi ketat yang mengharuskan calon nasabah memenuhi persyaratan izin usaha spesifik sesuai dengan jenis kegiatannya. TDP hanya sebagai dokumen pendukung, bukan syarat utama untuk mendapatkan layanan perbankan tertentu.
Poin-Poin Penting Peran dan Batasan TDP
- TDP merupakan bukti legalitas keberadaan badan usaha di Indonesia.
- TDP memudahkan akses ke layanan pemerintah dan meningkatkan kepercayaan mitra bisnis.
- TDP bukan pengganti izin usaha utama yang dibutuhkan untuk kegiatan spesifik, termasuk perbankan.
- TDP berfungsi sebagai dokumen pendukung dalam berbagai transaksi dan proses administrasi bisnis.
- Keberadaan TDP penting untuk transparansi dan kepatuhan hukum dalam berbisnis.
Kesimpulan Sementara: Apakah TDP Bisa Digunakan Untuk Keperluan Perbankan?
Singkatnya, TDP (Tanda Daftar Perusahaan) tidak cukup untuk menjalankan kegiatan perbankan. Meskipun TDP merupakan syarat dasar untuk memulai usaha di Indonesia, operasional perbankan memerlukan regulasi dan pengawasan yang jauh lebih ketat untuk menjamin stabilitas sistem keuangan.
TDP hanya membuktikan keberadaan suatu badan usaha secara legal, sedangkan kegiatan perbankan melibatkan pengelolaan dana masyarakat yang memerlukan perlindungan hukum dan pengawasan yang komprehensif. Oleh karena itu, memperoleh TDP saja tidak cukup untuk menjalankan bisnis perbankan.
Izin dan Lisensi Khusus untuk Kegiatan Perbankan
Untuk menjalankan kegiatan perbankan, dibutuhkan izin dan lisensi khusus yang dikeluarkan oleh otoritas berwenang, yaitu Otoritas Jasa Keuangan (OJK). Izin ini mencakup berbagai aspek, mulai dari modal minimum, struktur organisasi, hingga sistem manajemen risiko yang harus dipenuhi oleh lembaga perbankan.
- Izin usaha bank umum atau bank perkreditan rakyat (BPR).
- Izin operasional, meliputi berbagai persyaratan terkait infrastruktur, sistem teknologi informasi, dan sumber daya manusia.
- Kepatuhan terhadap berbagai peraturan perundang-undangan di bidang perbankan.
Perbedaan Izin Usaha Umum dan Izin Usaha Perbankan
Perbedaan utama antara izin usaha umum yang menggunakan TDP dan izin usaha perbankan terletak pada tingkat pengawasan dan regulasi yang diterapkan. Usaha dengan TDP memiliki persyaratan dan pengawasan yang relatif lebih sederhana, fokusnya pada legalitas operasional usaha. Sementara itu, usaha perbankan diawasi secara ketat oleh OJK untuk memastikan keamanan dan stabilitas sistem keuangan.
Bayangkan sebuah warung kecil yang hanya membutuhkan TDP untuk beroperasi. Warung tersebut memiliki risiko usaha yang terbatas dan pengawasan yang minimal. Berbeda dengan bank, yang memiliki risiko sistemik yang jauh lebih besar, sehingga membutuhkan pengawasan dan regulasi yang sangat ketat untuk mencegah krisis keuangan. Bank wajib memenuhi berbagai persyaratan modal, rasio kecukupan modal (CAR), dan berbagai ketentuan lainnya yang tidak berlaku untuk usaha dengan TDP.
Sebagai ilustrasi, sebuah usaha kecil seperti toko kelontong hanya perlu TDP untuk beroperasi secara legal. Mereka bisa memulai usaha dengan modal yang relatif kecil dan proses perizinan yang sederhana. Sebaliknya, sebuah bank membutuhkan modal yang sangat besar, proses perizinan yang kompleks, dan pengawasan yang ketat dari OJK sebelum bisa beroperasi. Mereka juga diwajibkan untuk mematuhi berbagai peraturan perbankan yang sangat detail dan kompleks.
Ringkasan Poin-Penting
Berikut ringkasan poin-poin penting yang telah dibahas:
- TDP hanya sebagai bukti legalitas usaha, tidak cukup untuk menjalankan kegiatan perbankan.
- Kegiatan perbankan memerlukan izin dan lisensi khusus dari OJK.
- Perbedaan utama antara izin usaha umum (TDP) dan izin usaha perbankan terletak pada tingkat pengawasan dan regulasi yang diterapkan.
- Usaha perbankan memiliki risiko sistemik yang lebih besar dan membutuhkan pengawasan yang lebih ketat dibandingkan usaha umum.
Pertanyaan Tambahan (FAQ)
Berikut beberapa pertanyaan umum yang sering muncul terkait penggunaan TDP (Tanda Daftar Perusahaan) dalam konteks perbankan, beserta jawabannya yang diharapkan dapat memberikan pemahaman yang lebih komprehensif.
Persyaratan TDP untuk Pembukaan Rekening Perusahaan
Salah satu pertanyaan yang sering diajukan adalah mengenai persyaratan TDP dalam pembukaan rekening perusahaan di bank. Keperluan TDP ini sangat bergantung pada jenis usaha dan kebijakan masing-masing bank. Secara umum, bank membutuhkan TDP sebagai salah satu dokumen pendukung untuk memverifikasi legalitas dan identitas perusahaan yang ingin membuka rekening. Hal ini penting untuk mencegah pencucian uang dan kegiatan ilegal lainnya.
- Beberapa bank mungkin menerima TDP sebagai pengganti atau tambahan dari dokumen legalitas usaha lainnya seperti SIUP (Surat Izin Usaha Perdagangan) atau Akta Pendirian Perusahaan.
- Namun, ada juga bank yang mensyaratkan dokumen legalitas usaha yang lebih lengkap, dan TDP hanya sebagai dokumen pendukung.
- Sangat disarankan untuk menghubungi bank yang dituju secara langsung untuk mengetahui persyaratan lengkap pembukaan rekening perusahaan, termasuk dokumen TDP.
Contoh kasus: PT Maju Jaya ingin membuka rekening koran di Bank Nasional. Bank Nasional mensyaratkan Akta Pendirian Perusahaan, NPWP, dan TDP. PT Maju Jaya menyerahkan ketiga dokumen tersebut dan berhasil membuka rekening.
Penggunaan TDP dalam Transaksi Perbankan Bernilai Besar
Apakah TDP diperlukan untuk transaksi perbankan bernilai besar? Jawabannya bergantung pada nilai transaksi dan kebijakan bank. Untuk transaksi yang melebihi batas tertentu (yang berbeda-beda di setiap bank), bank biasanya akan melakukan pemeriksaan yang lebih ketat, termasuk verifikasi dokumen perusahaan, seperti TDP, untuk memastikan kepatuhan terhadap peraturan anti pencucian uang (AML) dan pencegahan pendanaan terorisme (CFT).
- TDP dapat menjadi salah satu dokumen yang diminta untuk menelusuri dan memvalidasi identitas dan legalitas perusahaan yang melakukan transaksi bernilai besar.
- Ketidaklengkapan dokumen, termasuk TDP, dapat menyebabkan penundaan atau penolakan transaksi.
Contoh kasus: CV Sejahtera melakukan transfer dana sebesar Rp 5 miliar ke rekening luar negeri. Bank akan melakukan due diligence yang lebih ketat, termasuk memeriksa TDP CV Sejahtera untuk memastikan kepatuhan terhadap peraturan AML/CFT.
Perbedaan Perlakuan TDP dan Dokumen Legalitas Lainnya
Perbedaan perlakuan TDP dengan dokumen legalitas lainnya, seperti SIUP atau Akta Pendirian, dalam konteks perbankan terletak pada fungsi dan informasi yang terkandung di dalamnya. TDP lebih fokus pada identitas dan keberadaan perusahaan, sedangkan SIUP menunjukkan izin usaha dan jenis kegiatan usaha. Akta Pendirian perusahaan menjelaskan struktur legal dan kepemilikan perusahaan. Bank akan mempertimbangkan semua dokumen ini secara komprehensif untuk menilai kelayakan pembukaan rekening atau transaksi.
- TDP sebagai bukti keberadaan usaha, penting untuk verifikasi identitas perusahaan.
- SIUP menunjukkan legalitas usaha dan jenis kegiatan usaha, sehingga bank dapat menilai risiko.
- Akta Pendirian perusahaan menunjukkan struktur legal dan kepemilikan, sehingga bank dapat memahami struktur perusahaan dan pihak-pihak yang berwenang.
Contoh kasus: Meskipun memiliki TDP, jika sebuah perusahaan tidak memiliki SIUP yang sesuai dengan kegiatan usahanya, bank dapat menolak permohonan pembukaan rekening karena adanya potensi ketidaksesuaian antara aktivitas perusahaan dengan izin yang dimilikinya.
TDP dan Pembukaan L/C (Letter of Credit)
Dalam pembukaan Letter of Credit (L/C), TDP juga berperan penting sebagai dokumen pendukung yang menunjukkan identitas dan legalitas perusahaan yang mengajukan L/C. Bank penerbit L/C akan menggunakan TDP untuk memverifikasi identitas dan memastikan bahwa perusahaan tersebut memang benar-benar ada dan beroperasi secara legal. Ketidaklengkapan dokumen dapat mengakibatkan penolakan permohonan L/C.
- TDP menjadi salah satu persyaratan penting dalam proses verifikasi dan validasi perusahaan yang mengajukan L/C.
- Bank penerbit L/C akan melakukan pengecekan kelengkapan dokumen, termasuk TDP, untuk memastikan keabsahan transaksi.
Contoh kasus: PT Harapan Bangsa ingin membuka L/C untuk impor barang dari luar negeri. Bank akan meminta berbagai dokumen, termasuk TDP PT Harapan Bangsa, untuk memverifikasi identitas dan legalitas perusahaan sebelum menerbitkan L/C.