Alasan Pemutusan Hubungan Kerja Panduan Lengkap

 

 

//

NEWRaffa SH

 

Pemutusan Hubungan Kerja Karena Alasan Karyawan: Alasan Apa Saja Yang Dapat Menjadi Dasar Pemutusan Hubungan Kerja?

Alasan apa saja yang dapat menjadi dasar pemutusan hubungan kerja?

Alasan apa saja yang dapat menjadi dasar pemutusan hubungan kerja? – Pemutusan hubungan kerja (PHK) merupakan langkah akhir yang diambil perusahaan ketika berbagai upaya perbaikan telah dilakukan dan tidak membuahkan hasil. PHK yang disebabkan oleh kesalahan atau kekurangan karyawan perlu dilakukan dengan proses yang adil dan transparan, sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku. Berikut beberapa alasan PHK yang disebabkan oleh kinerja atau perilaku karyawan.

Pemutusan hubungan kerja (PHK) bisa disebabkan berbagai hal, mulai dari kinerja karyawan yang buruk hingga efisiensi perusahaan. Namun, proses PHK juga berdampak pada aspek keuangan, terutama bagi perusahaan. Perhitungan pajak penghasilan badan menjadi krusial setelah PHK, karena akan memengaruhi kewajiban pajak perusahaan. Untuk memahami lebih lanjut tentang perhitungan pajak ini, Anda bisa mengunjungi Bagaimana cara menghitung pajak penghasilan badan?

. Setelah memahami perhitungan pajak, perusahaan dapat lebih siap dalam merencanakan strategi keuangan pasca PHK, termasuk memastikan kepatuhan terhadap peraturan perpajakan terkait pesangon dan kompensasi lainnya bagi karyawan yang terkena PHK.

PHK Karena Kinerja Karyawan yang Buruk

Kinerja karyawan yang buruk dapat menjadi dasar PHK. Hal ini meliputi ketidakhadiran yang sering, produktivitas rendah, dan pelanggaran peraturan perusahaan. Perusahaan biasanya akan memberikan peringatan terlebih dahulu dan memberikan kesempatan kepada karyawan untuk memperbaiki kinerja. Namun, jika perbaikan tidak terjadi, PHK dapat menjadi pilihan terakhir.

Pemutusan hubungan kerja (PHK) bisa terjadi karena berbagai hal, mulai dari kinerja karyawan yang buruk hingga efisiensi perusahaan. Terkadang, perusahaan melakukan PHK besar-besaran karena kondisi ekonomi yang kurang menguntungkan, misalnya, penurunan penjualan yang signifikan. Hal ini bisa berkaitan dengan pemahaman mengenai pajak yang dikenakan, misalnya bagaimana pengaruh Apa itu pajak penjualan atas barang mewah? terhadap pendapatan perusahaan.

Pajak ini, jika tinggi, dapat mengurangi keuntungan dan memaksa perusahaan untuk melakukan penghematan, salah satunya melalui PHK. Intinya, alasan PHK sangat beragam dan terkadang berhubungan dengan faktor ekonomi makro seperti perpajakan.

  • Ketidakhadiran yang sering: Karyawan yang sering absen tanpa alasan yang sah akan berdampak negatif pada produktivitas tim dan perusahaan. Contohnya, seorang karyawan yang absen lebih dari 10 hari dalam satu bulan tanpa keterangan medis yang jelas. Perusahaan akan memberikan peringatan tertulis dan mungkin sanksi lain sebelum akhirnya melakukan PHK.
  • Produktivitas rendah: Karyawan yang secara konsisten gagal mencapai target kinerja yang telah ditetapkan dapat dikenai PHK. Misalnya, seorang sales yang gagal mencapai target penjualan selama beberapa bulan berturut-turut meskipun telah diberi pelatihan dan bimbingan. Perusahaan biasanya akan memberikan evaluasi kinerja secara berkala dan memberikan kesempatan perbaikan sebelum mengambil tindakan PHK.
  • Pelanggaran peraturan perusahaan: Pelanggaran peraturan perusahaan, seperti keterlambatan yang sering, penggunaan fasilitas perusahaan untuk kepentingan pribadi, atau pelanggaran kode berpakaian, dapat menjadi alasan PHK. Contohnya, seorang karyawan yang menggunakan internet perusahaan untuk aktivitas pribadi yang tidak berkaitan dengan pekerjaan dan mengabaikan peringatan tertulis sebelumnya.

PHK Akibat Pelanggaran Kode Etik Perusahaan

Pelanggaran kode etik perusahaan merupakan hal serius dan dapat berakibat pada PHK. Beberapa contoh pelanggaran kode etik yang dapat menyebabkan PHK meliputi pelecehan seksual, diskriminasi, dan tindakan tidak profesional.

Pemutusan hubungan kerja (PHK) bisa disebabkan berbagai hal, mulai dari kinerja karyawan yang tidak memuaskan hingga efisiensi perusahaan. Terkadang, perusahaan juga menghadapi kesulitan keuangan yang memaksa PHK, bahkan jika karyawan tersebut berkinerja baik. Sebagai contoh, jika perusahaan gagal memenuhi kewajiban pinjaman karena kurangnya likuiditas, maka aset perusahaan, termasuk mungkin aset yang dijadikan sebagai jaminan, bisa disita.

Nah, untuk memahami lebih lanjut tentang jaminan tersebut, Anda bisa membaca penjelasan tentang Apa itu agunan?. Dengan memahami konsep agunan, kita bisa lebih mengerti bagaimana kondisi keuangan perusahaan bisa berdampak pada keputusan PHK. Intinya, PHK bisa jadi merupakan konsekuensi dari berbagai faktor internal dan eksternal perusahaan.

  • Pelecehan seksual: Tindakan pelecehan seksual, baik secara fisik maupun verbal, tidak akan ditoleransi dan akan berakibat pada PHK. Perusahaan akan melakukan investigasi menyeluruh dan mengambil tindakan tegas jika terbukti bersalah.
  • Diskriminasi: Diskriminasi berdasarkan ras, agama, jenis kelamin, atau latar belakang lainnya merupakan pelanggaran serius yang dapat menyebabkan PHK. Perusahaan memiliki kewajiban untuk menciptakan lingkungan kerja yang inklusif dan bebas dari diskriminasi.
  • Tindakan tidak profesional: Tindakan tidak profesional, seperti menyebarkan gosip, menghina rekan kerja, atau melanggar kerahasiaan perusahaan, dapat menyebabkan PHK. Poin penting yang perlu diperhatikan karyawan adalah selalu menjaga etika dan profesionalisme dalam bekerja.

PHK Karena Perilaku Karyawan yang Tidak Sesuai

Perilaku karyawan yang tidak sesuai, seperti penggunaan narkoba atau alkohol di tempat kerja, tindakan kekerasan, dan perselisihan internal, dapat menjadi alasan PHK. Perusahaan memiliki kewajiban untuk menciptakan lingkungan kerja yang aman dan produktif.

Pemutusan hubungan kerja (PHK) bisa disebabkan berbagai hal, mulai dari pelanggaran disiplin hingga efisiensi perusahaan. Terkadang, perusahaan yang melakukan PHK adalah perusahaan negara seperti PT Persero, yang definisi dan bentuknya bisa Anda pelajari lebih lanjut di sini: Apa itu PT Persero?. Memahami jenis perusahaan ini penting karena regulasi dan mekanisme PHK di dalamnya bisa berbeda.

Kembali ke alasan PHK, faktor kinerja karyawan yang buruk juga sering menjadi penyebab utama, selain tentunya keadaan perusahaan yang memaksa pengurangan karyawan.

  • Penggunaan narkoba atau alkohol di tempat kerja: Penggunaan narkoba atau alkohol di tempat kerja dapat membahayakan keselamatan karyawan lain dan mengganggu produktivitas. Perusahaan biasanya memiliki kebijakan yang tegas mengenai hal ini dan akan melakukan tes narkoba jika diperlukan.
  • Tindakan kekerasan: Tindakan kekerasan, seperti penyerangan fisik atau ancaman, tidak akan ditoleransi dan akan berakibat pada PHK. Perusahaan akan mengambil langkah-langkah untuk memastikan keselamatan karyawan lainnya.
  • Perselisihan internal: Perselisihan internal yang berulang dan mengganggu produktivitas dapat menjadi alasan PHK. Perusahaan akan berupaya untuk menyelesaikan perselisihan tersebut melalui mediasi atau konseling, tetapi jika tidak berhasil, PHK dapat menjadi pilihan terakhir. Contohnya, perselisihan yang berujung pada adu mulut dan pertengkaran hebat di kantor yang mengganggu kinerja karyawan lain.

PHK Akibat Ketidakmampuan Beradaptasi dengan Perubahan

Kemajuan teknologi dan perubahan kebijakan perusahaan seringkali menuntut karyawan untuk beradaptasi. Ketidakmampuan karyawan untuk beradaptasi dapat menjadi alasan PHK. Namun, perusahaan yang baik akan memberikan pelatihan dan dukungan untuk membantu karyawan beradaptasi.

Pemutusan hubungan kerja (PHK) bisa disebabkan berbagai hal, mulai dari kinerja karyawan yang buruk hingga efisiensi perusahaan. Terkadang, keputusan PHK juga terkait dengan kondisi keuangan perusahaan, misalnya ketika perusahaan mengalami kerugian besar dan perlu melakukan penghematan. Untuk mendirikan PT yang sehat secara finansial, penting memahami pengelolaan modal dengan baik, termasuk bagaimana menghitung modal dasar PT secara tepat, seperti yang dijelaskan di sini: Bagaimana cara menghitung modal dasar PT?

. Perencanaan keuangan yang matang sejak awal dapat meminimalisir risiko PHK yang disebabkan oleh masalah finansial, sehingga perusahaan dapat lebih fokus pada alasan-alasan PHK yang memang benar-benar diperlukan.

  • Perubahan teknologi: Kemajuan teknologi dapat menyebabkan beberapa pekerjaan menjadi usang. Perusahaan idealnya akan memberikan pelatihan kepada karyawan untuk menguasai teknologi baru. Jika karyawan tidak mampu beradaptasi, PHK mungkin menjadi pertimbangan.
  • Perubahan kebijakan perusahaan: Perubahan kebijakan perusahaan, seperti perubahan struktur organisasi atau prosedur kerja, dapat memerlukan penyesuaian dari karyawan. Perusahaan yang baik akan memberikan sosialisasi dan pelatihan untuk membantu karyawan beradaptasi.

PHK Akibat Pelanggaran Hukum

Pelanggaran hukum yang dilakukan karyawan, baik di dalam maupun di luar lingkungan kerja, dapat menjadi alasan PHK. Hal ini terutama berlaku jika pelanggaran tersebut berdampak negatif pada citra perusahaan atau merugikan perusahaan.

  • Pelanggaran hukum di tempat kerja: Contohnya, pencurian aset perusahaan atau penggelapan dana perusahaan. Perusahaan akan melaporkan kasus ini kepada pihak berwajib dan melakukan PHK.
  • Pelanggaran hukum di luar tempat kerja: Meskipun terjadi di luar lingkungan kerja, jika pelanggaran hukum tersebut berdampak negatif pada reputasi perusahaan (misalnya, kasus kriminal yang mendapat liputan media luas), PHK dapat dipertimbangkan.

Prosedur dan Hak Karyawan Saat PHK

Alasan apa saja yang dapat menjadi dasar pemutusan hubungan kerja?

Pemutusan Hubungan Kerja (PHK) merupakan proses yang kompleks dan memiliki implikasi hukum yang signifikan bagi kedua belah pihak, yaitu perusahaan dan karyawan. Memahami prosedur yang benar dan hak-hak karyawan yang dilindungi oleh undang-undang sangat penting untuk memastikan proses PHK berjalan adil dan transparan.

Prosedur Standar Pemutusan Hubungan Kerja

Prosedur PHK diatur dalam Undang-Undang Ketenagakerjaan dan peraturan terkait lainnya. Secara umum, prosedur tersebut meliputi beberapa tahapan, mulai dari pemberitahuan kepada karyawan hingga pembayaran pesangon dan hak-hak lainnya. Perusahaan diwajibkan untuk mengikuti prosedur ini dengan ketat untuk menghindari sengketa hukum di kemudian hari. Kejelasan dan transparansi dalam setiap tahapan sangat krusial.

Berikut alur diagram prosedur PHK:

  1. Pemberitahuan PHK: Perusahaan memberikan pemberitahuan tertulis kepada karyawan yang akan di-PHK, minimal 30 hari sebelum tanggal PHK. Pemberitahuan ini harus berisi alasan PHK yang jelas dan spesifik.
  2. Negosiasi: Perusahaan dan karyawan dapat melakukan negosiasi terkait pesangon, uang penghargaan masa kerja, dan hak-hak lainnya. Proses negosiasi ini penting untuk mencapai kesepakatan yang saling menguntungkan.
  3. Pembayaran Pesangon dan Hak Lainnya: Setelah kesepakatan tercapai, perusahaan wajib membayar pesangon, uang penghargaan masa kerja, dan hak-hak lainnya sesuai dengan peraturan yang berlaku.
  4. Penyerahan Surat Keterangan Kerja: Perusahaan memberikan surat keterangan kerja kepada karyawan yang telah di-PHK sebagai bukti pernah bekerja di perusahaan tersebut.

Hak-Hak Karyawan yang Terkena PHK

Karyawan yang terkena PHK memiliki beberapa hak yang dilindungi oleh undang-undang, antara lain hak atas pesangon, uang penghargaan masa kerja, dan jaminan sosial. Penting bagi karyawan untuk memahami hak-haknya agar dapat memperjuangkannya jika terjadi pelanggaran.

  • Pesangon: Besarnya pesangon dihitung berdasarkan masa kerja dan upah terakhir karyawan.
  • Uang Penghargaan Masa Kerja (UPMK): Merupakan penghargaan atas kesetiaan dan dedikasi karyawan selama bekerja di perusahaan.
  • Jaminan Sosial: Karyawan berhak atas jaminan kesehatan dan jaminan pensiun sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku.
  • Surat Keterangan Kerja: Dokumen penting sebagai bukti pernah bekerja di perusahaan tersebut.

Lembaga yang Dapat Dihubungi Karyawan

Jika hak-hak karyawan terlanggar, karyawan dapat menghubungi beberapa lembaga atau instansi terkait, seperti Dinas Ketenagakerjaan setempat atau Lembaga Penyelesaian Perselisihan Hubungan Industrial (LSPHI).

  • Dinas Ketenagakerjaan: Setiap daerah memiliki Dinas Ketenagakerjaan yang berwenang menangani permasalahan ketenagakerjaan. Informasi kontak dapat dicari melalui website pemerintah daerah setempat.
  • Lembaga Penyelesaian Perselisihan Hubungan Industrial (LSPHI): Lembaga ini membantu menyelesaikan perselisihan antara pekerja dan pengusaha melalui jalur mediasi, konsiliasi, dan arbitrase.

Pentingnya Negosiasi dan Mediasi

Negosiasi dan mediasi merupakan langkah penting dalam proses PHK untuk mencapai solusi yang adil dan saling menguntungkan. Proses ini dapat membantu menghindari sengketa hukum yang panjang dan melelahkan. Contoh kasus negosiasi yang berhasil adalah ketika perusahaan dan karyawan mencapai kesepakatan terkait besaran pesangon dan hak-hak lainnya melalui jalur musyawarah mufakat. Sebaliknya, negosiasi yang gagal biasanya berujung pada jalur hukum yang memakan waktu dan biaya.

“Setiap pekerja berhak atas upah yang adil dan layak, serta perlindungan atas hak-haknya dalam hubungan kerja.” – (Contoh kutipan dari Undang-Undang Ketenagakerjaan, pasal yang relevan perlu dirujuk secara spesifik)

Pertanyaan yang Sering Diajukan (FAQ)

Pemutusan Hubungan Kerja (PHK) merupakan hal yang kompleks dan sering menimbulkan kebingungan bagi karyawan. Berikut ini beberapa pertanyaan umum seputar PHK beserta jawabannya yang diharapkan dapat memberikan pemahaman lebih lanjut.

Prosedur PHK Sepihak

Jika karyawan di-PHK secara sepihak, langkah pertama adalah memahami alasan PHK tersebut. Periksa apakah alasan PHK tersebut sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku, seperti UU Ketenagakerjaan. Jika dirasa ada pelanggaran, karyawan berhak untuk melakukan konsultasi dengan pihak terkait, seperti Serikat Pekerja atau Dinas Tenaga Kerja, untuk mendapatkan bantuan hukum dan memperjuangkan hak-haknya. Dokumentasikan semua bukti yang relevan, termasuk surat PHK, kontrak kerja, dan bukti kinerja. Jangan ragu untuk mencari bantuan hukum dari konsultan hukum atau pengacara yang berpengalaman dalam kasus ketenagakerjaan.

Perhitungan Pesangon

Perhitungan pesangon diatur dalam UU Ketenagakerjaan. Besarnya pesangon bergantung pada masa kerja dan upah karyawan. Rumus umum yang sering digunakan adalah masa kerja dikalikan upah satu bulan dikalikan besaran yang telah ditentukan oleh UU. Misalnya, untuk masa kerja di atas 1 tahun, biasanya akan ada perkalian dengan angka tertentu, seperti 1 bulan untuk setiap tahun kerja. Namun, detail perhitungan dapat bervariasi tergantung pada jenis kontrak kerja dan kesepakatan antara karyawan dan perusahaan. Sangat disarankan untuk berkonsultasi dengan pihak HRD atau ahli hukum untuk memastikan perhitungan pesangon yang diterima sudah sesuai dengan aturan yang berlaku.

Hak Atas Uang Cuti yang Belum Diambil

Karyawan berhak atas pembayaran uang cuti tahunan yang belum diambil saat terjadi PHK. Jumlahnya dihitung berdasarkan sisa cuti tahunan yang belum digunakan dikalikan upah rata-rata per hari. Namun, ketentuan ini juga dapat bervariasi tergantung pada kebijakan perusahaan dan kesepakatan dalam kontrak kerja. Periksa kembali kontrak kerja atau peraturan perusahaan untuk memastikan hak atas uang cuti ini.

Penggantian Gaji Bulan Berjalan, Alasan apa saja yang dapat menjadi dasar pemutusan hubungan kerja?

Karyawan biasanya berhak atas gaji bulan berjalan sampai dengan hari terakhir bekerja. Hal ini diatur dalam UU Ketenagakerjaan dan umumnya menjadi bagian dari hak-hak yang harus dibayarkan oleh perusahaan kepada karyawan yang di-PHK. Pembayaran ini harus dihitung secara proporsional jika PHK terjadi di tengah bulan.

Proses Mediasi dan Penyelesaian Sengketa

Jika terjadi perselisihan terkait PHK, karyawan dapat menempuh jalur mediasi atau penyelesaian sengketa melalui jalur hukum. Mediasi dapat dilakukan melalui Dinas Tenaga Kerja atau lembaga mediasi lainnya. Jika mediasi gagal, karyawan dapat mengajukan gugatan ke Pengadilan Hubungan Industrial (PHI).

Contact

Sumatera 69
Bandung, 40115

+6287735387748
Contact Us

Connect

 

 

 

 

 

Layanan

Pendirian PT

Legalitas Perusahaan

Virtual Office