UMKM Begini Aturan PPh Final-nya

 

 

//

GUNGUN

 

Pengantar Aturan PPh Final untuk UMKM

UMKM: Begini Aturan PPh Final-nya – Pajak Penghasilan (PPh) merupakan kewajiban perpajakan bagi setiap wajib pajak di Indonesia, termasuk Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM). Pemerintah memberikan kemudahan perpajakan bagi UMKM melalui skema PPh Final, sebuah sistem perpajakan yang lebih sederhana dan praktis dibandingkan dengan PPh Pasal 25/29. Artikel ini akan membahas aturan PPh Final untuk UMKM, meliputi pengertian, jenis UMKM yang dikenakan, tarif, kriteria, dan contoh perhitungannya.

Table of Contents

PPh Final merupakan sistem perpajakan yang menghitung pajak penghasilan secara final dan langsung dipotong dari penghasilan bruto, sehingga tidak perlu melakukan pembukuan dan perhitungan pajak yang rumit. Berbeda dengan PPh Pasal 25/29 yang mengharuskan wajib pajak menghitung dan membayar pajak secara berkala (bulanan atau tahunan) berdasarkan penghasilan neto setelah dikurangi biaya-biaya. PPh Final lebih mengutamakan kepraktisan dan efisiensi bagi UMKM.

Jenis UMKM yang Dikenakan PPh Final

Tidak semua UMKM dikenakan PPh Final. Hanya jenis usaha tertentu yang memenuhi kriteria yang ditetapkan pemerintah yang berhak mendapatkan fasilitas ini. Kriteria tersebut akan dijelaskan lebih lanjut di bagian selanjutnya.

  • Usaha perdagangan (kecuali perdagangan besar dan eceran kendaraan bermotor, serta perdagangan eceran khusus).
  • Usaha jasa (kecuali jasa konstruksi dan jasa konsultan).
  • Usaha pertanian, perkebunan, peternakan, dan perikanan.

Daftar ini bukan daftar yang lengkap dan dapat berubah sesuai dengan peraturan perpajakan yang berlaku. Sebaiknya selalu merujuk pada peraturan perpajakan terbaru dari Direktorat Jenderal Pajak (DJP).

Tarif PPh Final untuk Berbagai Jenis Usaha UMKM, UMKM: Begini Aturan PPh Final-nya

Besaran tarif PPh Final bervariasi tergantung jenis usaha UMKM. Berikut tabel perbandingan tarif PPh Final (sebagai gambaran umum, karena dapat berubah sewaktu-waktu):

Jenis Usaha Tarif PPh Final (%)
Perdagangan 0,5 – 1%
Jasa 0,5 – 4%
Pertanian, Perkebunan, Peternakan, Perikanan 0,5%

Catatan: Tarif di atas merupakan gambaran umum dan dapat berbeda tergantung peraturan yang berlaku. Untuk informasi terbaru dan akurat, silakan merujuk pada situs resmi DJP.

Kriteria UMKM yang Berhak Mendapatkan Fasilitas PPh Final

Untuk mendapatkan fasilitas PPh Final, UMKM harus memenuhi beberapa kriteria yang telah ditetapkan pemerintah. Kriteria ini antara lain terkait dengan omzet, jenis usaha, dan bentuk usaha.

Memahami aturan PPh Final untuk UMKM memang penting agar bisnis Anda tetap legal dan terhindar dari masalah pajak. Nah, bagi Anda yang berencana mengembangkan usaha, mungkin mendirikan koperasi bisa menjadi solusi. Jika Anda berada di Bandung dan membutuhkan bantuan, pertimbangkan layanan Jasa Pendirian Koperasi Bandung Solusi Usaha Anda untuk membantu proses pendirian. Dengan struktur koperasi yang tepat, pengelolaan keuangan dan perpajakan UMKM, termasuk PPh Final, bisa lebih terorganisir dan efisien.

Jadi, pahami aturan PPh Final UMKM Anda, dan rencanakan langkah pengembangan usaha dengan bijak.

  • Memenuhi batasan omzet tertentu yang ditetapkan pemerintah.
  • Terdaftar sebagai UMKM di lembaga yang berwenang.
  • Jenis usaha sesuai dengan yang diperbolehkan untuk menggunakan skema PPh Final.
  • Tidak memiliki hubungan istimewa dengan wajib pajak lain.

Contoh Perhitungan PPh Final untuk UMKM

Misalkan, sebuah UMKM bergerak di bidang perdagangan dengan omzet Rp 500.000.000 per tahun dan dikenakan tarif PPh Final sebesar 1%. Maka, perhitungan PPh Finalnya adalah:

PPh Final = Omzet x Tarif PPh Final = Rp 500.000.000 x 1% = Rp 5.000.000

Jumlah tersebut merupakan pajak yang harus dibayar UMKM tersebut. Perhitungan ini merupakan contoh sederhana, dan perhitungan sebenarnya dapat lebih kompleks tergantung jenis usaha dan peraturan perpajakan yang berlaku.

Ketentuan dan Syarat Penerapan PPh Final UMKM: UMKM: Begini Aturan PPh Final-nya

Penerapan PPh Final untuk UMKM bertujuan untuk menyederhanakan perpajakan dan meningkatkan kepatuhan. Skema ini menawarkan tarif pajak yang lebih rendah dengan prosedur pelaporan yang lebih mudah. Namun, terdapat ketentuan dan syarat yang harus dipenuhi oleh UMKM untuk dapat memanfaatkan skema ini. Berikut penjelasan lebih rinci mengenai hal tersebut.

Syarat dan Ketentuan Penerapan PPh Final UMKM

UMKM yang ingin menerapkan PPh Final harus memenuhi beberapa persyaratan. Persyaratan ini bertujuan untuk memastikan keadilan dan efektivitas sistem perpajakan. Kegagalan memenuhi persyaratan dapat mengakibatkan UMKM tidak dapat menggunakan skema PPh Final dan dikenakan kewajiban perpajakan lain yang lebih kompleks.

  • Omzet UMKM tidak melebihi batas yang telah ditentukan pemerintah. Batas omzet ini dapat berubah setiap tahunnya, sehingga penting untuk selalu mengecek peraturan terbaru dari Direktorat Jenderal Pajak (DJP).
  • UMKM terdaftar sebagai wajib pajak dan memiliki Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP).
  • UMKM menjalankan usaha sesuai dengan ketentuan perundang-undangan yang berlaku.
  • UMKM tidak termasuk dalam jenis usaha tertentu yang dikecualikan dari skema PPh Final.

Cara UMKM Mendaftarkan Diri sebagai Wajib Pajak PPh Final

Pendaftaran sebagai wajib pajak PPh Final dilakukan melalui sistem online yang disediakan oleh DJP. Proses pendaftaran relatif mudah dan dapat dilakukan secara mandiri. Namun, bagi UMKM yang mengalami kesulitan, mereka dapat meminta bantuan konsultan pajak atau petugas pajak di kantor pelayanan pajak terdekat.

  1. Akses situs web DJP dan masuk ke sistem e-Registration.
  2. Isi formulir pendaftaran dengan data yang lengkap dan akurat.
  3. Unggah dokumen pendukung yang dibutuhkan.
  4. Kirim permohonan pendaftaran.
  5. Tunggu konfirmasi dari DJP terkait persetujuan pendaftaran.

Alur Pendaftaran dan Pelaporan PPh Final UMKM

Berikut adalah flowchart alur pendaftaran dan pelaporan PPh Final UMKM. Proses ini dirancang untuk mempermudah UMKM dalam memenuhi kewajiban perpajakannya.

Memahami aturan PPh Final untuk UMKM memang penting agar bisnis tetap legal dan terhindar dari masalah pajak. Namun, mengembangkan usaha juga perlu strategi tepat. Salah satu opsi yang bisa dipertimbangkan adalah membentuk koperasi, yang menawarkan kemudahan pengelolaan dan akses permodalan. Jika Anda tertarik untuk mendirikan koperasi, pertimbangkan layanan Jasa Pendirian Koperasi Lembang Kembangkan Usaha Anda untuk membantu prosesnya.

Dengan struktur usaha yang lebih kuat, pengelolaan pajak UMKM, termasuk PPh Final, pun akan lebih terstruktur dan mudah dijalankan. Jadi, pastikan Anda memahami regulasi perpajakan UMKM agar bisnis Anda berkembang pesat.

Tahap Aktivitas
1 Memenuhi syarat dan ketentuan PPh Final
2 Mendaftar melalui e-Registration DJP
3 Menunggu persetujuan dari DJP
4 Melakukan pembukuan dan pencatatan transaksi
5 Melakukan pelaporan PPh Final secara online melalui e-Filing DJP
6 Melakukan pembayaran pajak

Sanksi Pelanggaran Aturan PPh Final UMKM

Pelanggaran terhadap aturan PPh Final akan dikenakan sanksi sesuai dengan ketentuan perundang-undangan yang berlaku. Sanksi ini dapat berupa denda, bunga, bahkan pidana. Oleh karena itu, penting bagi UMKM untuk memahami dan mematuhi aturan PPh Final.

  • Denda administrasi atas keterlambatan pelaporan.
  • Bunga atas keterlambatan pembayaran pajak.
  • Sanksi pidana dalam kasus penipuan atau penggelapan pajak.

Dokumen yang Dibutuhkan untuk Pelaporan PPh Final UMKM

Untuk melakukan pelaporan PPh Final, UMKM perlu menyiapkan beberapa dokumen pendukung. Dokumen-dokumen ini akan digunakan untuk memverifikasi kebenaran data dan memastikan kepatuhan UMKM terhadap aturan perpajakan.

Memahami aturan PPh Final untuk UMKM memang penting agar bisnis tetap legal dan terhindar dari masalah perpajakan. Nah, bagi Anda yang ingin mengembangkan UMKM, memilih bentuk badan usaha yang tepat juga krusial. Pertimbangkan untuk mendirikan koperasi, yang menawarkan berbagai keuntungan. Jika Anda berada di Cimahi dan membutuhkan bantuan, kunjungi Jasa Pendirian Koperasi Cimahi Mudah dan Cepat untuk proses yang efisien.

Dengan pengelolaan keuangan yang baik dan pemahaman pajak yang benar, UMKM Anda akan semakin berkembang dan siap menghadapi aturan PPh Final dengan lebih percaya diri.

  • Laporan keuangan UMKM (Neraca dan Laporan Laba Rugi).
  • Bukti transaksi (faktur pajak, nota, kuitansi).
  • Surat keterangan terdaftar sebagai UMKM (jika diperlukan).

Perhitungan dan Pelaporan PPh Final UMKM

Pajak Penghasilan (PPh) Final merupakan pajak yang dikenakan kepada wajib pajak UMKM dengan tarif tertentu atas penghasilan bruto yang diterima. Memahami perhitungan dan pelaporan PPh Final UMKM sangat penting untuk kepatuhan perpajakan dan kelancaran operasional usaha. Berikut penjelasan detail mengenai proses perhitungan dan pelaporan PPh Final UMKM.

Langkah-langkah Perhitungan PPh Final UMKM

Perhitungan PPh Final UMKM relatif sederhana. Langkah-langkahnya meliputi penentuan penghasilan bruto, pengurangan biaya tertentu (jika ada), dan perhitungan pajak terutang berdasarkan tarif yang berlaku. Tarif PPh Final UMKM bervariasi tergantung jenis usahanya dan diatur dalam peraturan perpajakan yang berlaku. Selalu pastikan untuk merujuk pada peraturan perpajakan terbaru untuk informasi yang akurat.

Memahami aturan PPh Final untuk UMKM memang penting, terutama dalam mengelola keuangan bisnis. Namun, mengembangkan usaha juga perlu strategi tepat, misalnya dengan membentuk koperasi. Jika Anda berlokasi di Soreang dan membutuhkan bantuan, pertimbangkan layanan Jasa Pendirian Koperasi Soreang Mudah dan Cepat untuk memudahkan prosesnya. Dengan pengelolaan keuangan yang baik dan struktur usaha yang tepat, memahami aturan PPh Final untuk UMKM akan terasa lebih mudah dan terarah.

Jadi, pastikan Anda memahami kewajiban perpajakan agar bisnis UMKM Anda tetap sehat dan berkembang.

Contoh Perhitungan PPh Final UMKM

Berikut beberapa contoh perhitungan PPh Final UMKM dengan skenario omzet dan pengeluaran yang berbeda. Perlu diingat bahwa contoh ini bersifat ilustrasi dan tarif pajak dapat berubah. Untuk perhitungan yang akurat, selalu rujuk pada peraturan perpajakan terbaru.

  1. Skenario 1: UMKM dengan omzet Rp 50.000.000 dan tidak memiliki pengurangan biaya. Misalnya, tarif PPh Final 0.5%, maka PPh Final yang terutang adalah Rp 50.000.000 x 0.5% = Rp 250.000.
  2. Skenario 2: UMKM dengan omzet Rp 100.000.000 dan memiliki pengurangan biaya sebesar Rp 10.000.000. Penghasilan neto adalah Rp 90.000.000. Dengan asumsi tarif PPh Final 1%, maka PPh Final yang terutang adalah Rp 90.000.000 x 1% = Rp 900.000.

Perlu diperhatikan bahwa pengurangan biaya yang diperbolehkan tergantung jenis usaha dan diatur dalam peraturan perpajakan yang berlaku. Konsultasikan dengan konsultan pajak atau petugas pajak untuk memastikan perhitungan yang akurat.

Panduan Pelaporan PPh Final Secara Online

Pelaporan PPh Final secara online melalui sistem DJP Online memberikan kemudahan dan efisiensi. Berikut panduan langkah demi langkah:

  1. Akses situs DJP Online dan login menggunakan NPWP dan password.
  2. Pilih menu “Lapor SPT”.
  3. Pilih jenis SPT yang sesuai, yaitu SPT PPh Final.
  4. Isi formulir SPT PPh Final secara lengkap dan akurat.
  5. Unggah dokumen pendukung jika diperlukan.
  6. Kirim SPT dan cetak bukti penerimaan elektronik (BPE).

Perbandingan Metode Pelaporan PPh Final (Online vs. Offline)

Metode Pelaporan Keunggulan Kelemahan
Online Efisien, mudah diakses, dan mengurangi risiko kesalahan Membutuhkan akses internet dan keahlian digital
Offline Tidak membutuhkan akses internet Proses lebih lama, rentan kesalahan, dan membutuhkan kunjungan ke kantor pajak

Cara Mengisi Formulir Pelaporan PPh Final UMKM

Formulir pelaporan PPh Final UMKM berisi informasi penting seperti identitas wajib pajak, data penghasilan, perhitungan pajak terutang, dan informasi lainnya. Pastikan semua data diisi dengan lengkap, akurat, dan sesuai dengan bukti-bukti yang dimiliki. Kesalahan dalam pengisian formulir dapat berakibat pada penundaan proses atau bahkan sanksi perpajakan. Jika ragu, konsultasikan dengan konsultan pajak atau petugas pajak.

FAQ: Pertanyaan Umum Seputar PPh Final UMKM

Setelah memahami aturan PPh Final untuk UMKM, beberapa pertanyaan mungkin masih muncul. Bagian ini akan menjawab beberapa pertanyaan umum yang sering diajukan terkait perhitungan dan kewajiban PPh Final bagi pelaku usaha mikro, kecil, dan menengah.

Perhitungan PPh Final untuk UMKM dengan Beberapa Jenis Usaha

Jika UMKM memiliki beberapa jenis usaha, perhitungan PPh Final dilakukan secara terpisah untuk setiap jenis usaha. Omzet masing-masing jenis usaha dihitung dan dikenakan PPh Final sesuai dengan tarif yang berlaku untuk masing-masing jenis usaha tersebut. Kemudian, total PPh Final yang terutang adalah penjumlahan dari PPh Final setiap jenis usaha. Sebagai contoh, jika UMKM memiliki usaha kuliner dan usaha kerajinan, maka omzet masing-masing usaha dihitung terpisah dan PPh Final dibayarkan terpisah pula, lalu dijumlahkan untuk total PPh Final yang harus dibayar.

Penanganan Omzet UMKM yang Melebihi Batas yang Ditentukan

Jika omzet UMKM melebihi batas yang ditentukan untuk pengenaan PPh Final, maka UMKM tersebut wajib beralih ke sistem perpajakan yang lebih kompleks, seperti PPh Badan atau PPh Orang Pribadi. Hal ini mengharuskan UMKM untuk melakukan pembukuan yang lebih detail dan melaporkan pajak sesuai dengan ketentuan yang berlaku untuk jenis perpajakan tersebut. Konsultasi dengan konsultan pajak atau petugas pajak sangat disarankan untuk transisi yang lancar dan terhindar dari sanksi.

Kewajiban PPh Final untuk UMKM yang Baru Berdiri

UMKM yang baru berdiri tetap wajib membayar PPh Final jika omzetnya sudah mencapai batas minimal yang telah ditetapkan. Meskipun baru beroperasi, kewajiban perpajakan tetap berlaku sejak usaha tersebut mulai menghasilkan omzet. Hal ini bertujuan untuk memastikan keadilan dan kepatuhan perpajakan bagi seluruh pelaku usaha.

Cara Mendapatkan Informasi Lebih Lanjut tentang PPh Final UMKM

Informasi lebih lanjut mengenai PPh Final UMKM dapat diperoleh melalui berbagai sumber, antara lain: website resmi Direktorat Jenderal Pajak (DJP), kantor pelayanan pajak (KPP) terdekat, atau konsultan pajak. DJP juga menyediakan berbagai layanan konsultasi dan edukasi perpajakan untuk membantu UMKM memahami dan memenuhi kewajiban perpajakannya.

Memahami aturan PPh Final untuk UMKM memang penting agar bisnis tetap jalan lancar. Nah, bagi Anda yang ingin mengembangkan usaha dan mempertimbangkan struktur bisnis yang lebih formal, pertimbangkan untuk mendirikan koperasi. Prosesnya bisa lebih mudah dan cepat dengan bantuan Jasa Pendirian Koperasi Padalarang Solusi Cepat dan Mudah , sehingga Anda bisa fokus mengelola bisnis dan memahami aturan perpajakan seperti PPh Final untuk UMKM dengan lebih baik.

Dengan struktur koperasi yang tepat, pengelolaan keuangan dan kepatuhan pajak pun akan lebih terarah. Semoga informasi ini membantu perkembangan usaha Anda!

Konsekuensi Keterlambatan Pelaporan PPh Final

Keterlambatan pelaporan PPh Final akan dikenakan sanksi berupa denda. Besaran denda bervariasi tergantung dari besarnya pajak yang terutang dan lamanya keterlambatan. Oleh karena itu, penting untuk selalu mematuhi batas waktu pelaporan yang telah ditentukan untuk menghindari sanksi administrasi perpajakan.

Tips dan Strategi Mengoptimalkan Pembayaran PPh Final UMKM

Pembayaran PPh Final bagi UMKM, meskipun terkesan sederhana, memiliki potensi optimalisasi yang signifikan. Dengan strategi pengelolaan keuangan yang tepat, UMKM dapat meminimalisir beban pajak dan memastikan kepatuhan perpajakan. Berikut beberapa tips dan strategi yang dapat diterapkan.

Meminimalisir Beban Pajak PPh Final

Meminimalisir beban pajak bukan berarti menghindari pajak, melainkan memanfaatkan aturan yang berlaku secara efektif. Hal ini dapat dilakukan dengan memahami penghitungan PPh Final secara detail dan memastikan semua pengeluaran yang diizinkan dikurangkan dari penghasilan bruto. Perencanaan keuangan yang baik sejak awal tahun sangat krusial dalam hal ini.

  • Catat seluruh transaksi keuangan secara detail dan teratur. Ini akan memudahkan dalam menghitung penghasilan kena pajak.
  • Manfaatkan berbagai fasilitas pengurangan pajak yang diberikan pemerintah, jika memenuhi syarat.
  • Lakukan perencanaan bisnis yang matang untuk mengoptimalkan arus kas dan meminimalisir kerugian.

Pengelolaan Keuangan Efektif untuk PPh Final

Pengelolaan keuangan yang efektif adalah kunci utama dalam memenuhi kewajiban PPh Final. Sistem pencatatan yang terorganisir dan akurat akan membantu UMKM dalam memantau pendapatan dan pengeluaran secara real-time, sehingga mempermudah perhitungan pajak.

  • Gunakan software akuntansi atau aplikasi keuangan untuk mencatat transaksi.
  • Pisahkan rekening bisnis dan rekening pribadi untuk memudahkan pelacakan keuangan.
  • Buat proyeksi keuangan untuk memperkirakan pendapatan dan pengeluaran di masa mendatang, sehingga dapat mempersiapkan dana untuk pajak.

Contoh Kasus Sukses UMKM dalam Mengelola Pajak PPh Final

Sebuah usaha kuliner rumahan, misalnya, berhasil meminimalisir beban pajak PPh Final dengan menerapkan sistem pencatatan yang rapi. Mereka menggunakan aplikasi akuntansi sederhana untuk mencatat setiap transaksi penjualan dan pengeluaran. Dengan demikian, mereka dapat dengan mudah menghitung penghasilan kena pajak dan menyisihkan dana untuk pembayaran pajak secara tepat waktu, menghindari denda keterlambatan.

Infografis Tips dan Strategi Optimalisasi Pembayaran PPh Final

Sebuah infografis yang efektif akan menampilkan informasi penting secara ringkas dan visual. Misalnya, infografis dapat menampilkan bagan alur proses pembayaran PPh Final, tips praktis pengelolaan keuangan, dan contoh perhitungan PPh Final dengan berbagai skenario. Visualisasi data seperti grafik batang yang membandingkan beban pajak sebelum dan sesudah optimalisasi dapat meningkatkan pemahaman.

Pentingnya Konsultasi dengan Konsultan Pajak

Konsultasi dengan konsultan pajak dapat memberikan panduan yang komprehensif dan solusi yang tepat sasaran bagi UMKM dalam memenuhi kewajiban perpajakan. Konsultan pajak dapat membantu UMKM dalam memahami aturan perpajakan yang berlaku, merencanakan strategi perpajakan yang efektif, dan menyelesaikan masalah perpajakan yang mungkin terjadi.

Perkembangan Terbaru dan Perubahan Aturan PPh Final UMKM

Peraturan terkait Pajak Penghasilan (PPh) Final untuk Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) senantiasa mengalami perkembangan dan penyesuaian. Memahami perubahan-perubahan ini krusial bagi kelangsungan bisnis UMKM agar tetap patuh dan efisien dalam pengelolaan perpajakan.

Perubahan Terbaru Aturan PPh Final UMKM

Beberapa tahun terakhir, pemerintah telah melakukan beberapa revisi terhadap aturan PPh Final UMKM. Perubahan ini bertujuan untuk menyederhanakan administrasi perpajakan, meningkatkan kepatuhan, dan mendorong pertumbuhan ekonomi UMKM. Perubahan tersebut meliputi aspek tarif, penghitungan, dan kategori UMKM yang dikenakan PPh Final.

Dampak Perubahan Aturan Terhadap UMKM

Dampak perubahan aturan PPh Final terhadap UMKM beragam, tergantung pada jenis usaha, skala bisnis, dan kemampuan adaptasi. Beberapa UMKM mungkin merasakan peningkatan beban pajak, sementara yang lain mungkin mendapatkan kemudahan administrasi. Penting bagi UMKM untuk menganalisis dampak spesifik perubahan ini terhadap bisnis mereka.

Ringkasan Perubahan Aturan PPh Final dalam Poin-Poin Penting

  • Penyesuaian Tarif PPh Final: Terjadi perubahan tarif PPh Final, misalnya dari sebelumnya 0,5% menjadi 1% untuk beberapa kategori UMKM.
  • Perubahan Batas Omzet: Batas omzet yang menjadi kriteria penerapan PPh Final UMKM mungkin mengalami penyesuaian, sehingga beberapa UMKM yang sebelumnya tidak termasuk kini menjadi wajib pajak PPh Final.
  • Penyederhanaan Pelaporan: Pemerintah berupaya menyederhanakan proses pelaporan pajak bagi UMKM, misalnya melalui sistem online yang lebih user-friendly.
  • Pengurangan Beban Administrasi: Beberapa perubahan difokuskan untuk mengurangi beban administrasi perpajakan bagi UMKM, seperti pengurangan dokumen pendukung yang dibutuhkan.

Ilustrasi Dampak Perubahan Aturan PPh Final terhadap UMKM

Misalnya, sebuah UMKM dengan omzet Rp 500 juta per tahun sebelumnya dikenakan PPh Final 0,5%, sehingga pajak yang terutang adalah Rp 2.500.000. Jika tarif dinaikkan menjadi 1%, maka pajak yang terutang menjadi Rp 5.000.000. Ini menunjukkan peningkatan beban pajak sebesar Rp 2.500.000.

Skenario Adaptasi UMKM terhadap Perubahan Aturan PPh Final

UMKM dapat beradaptasi dengan beberapa cara, antara lain dengan: memperbaiki sistem pencatatan keuangan, memanfaatkan fasilitas konsultasi perpajakan gratis yang disediakan pemerintah, mengikuti pelatihan perpajakan, dan mencari solusi teknologi untuk membantu pengelolaan pajak. Penting juga bagi UMKM untuk memantau perkembangan peraturan perpajakan secara berkala.

Contact

Sumatera 69
Bandung, 40115

+6287735387748
Contact Us

Connect

 

 

 

 

 

Layanan

Pendirian PT

Legalitas Perusahaan

Virtual Office