Bagaimana cara mendapatkan sertifikasi halal untuk produk UMKM?

 

 

//

Mozerla

 

Syarat dan Persyaratan Sertifikasi Halal

Bagaimana cara mendapatkan sertifikasi halal untuk produk UMKM? – Mendapatkan sertifikasi halal untuk produk UMKM merupakan langkah penting untuk meningkatkan kepercayaan konsumen dan daya saing di pasar. Prosesnya melibatkan beberapa tahapan dan persyaratan yang perlu dipenuhi. Pemahaman yang komprehensif tentang syarat dan persyaratan ini akan mempermudah UMKM dalam mempersiapkan diri dan mengajukan permohonan sertifikasi.

Persyaratan Umum Sertifikasi Halal

Secara umum, persyaratan untuk mengajukan sertifikasi halal meliputi persyaratan administrasi dan dokumen pendukung. Persyaratan ini bertujuan untuk memastikan kejelasan informasi produk dan proses produksinya, serta keabsahan usaha UMKM yang bersangkutan.

Dokumen Persyaratan Contoh Dokumen Keterangan Tambahan Tautan Referensi
Surat Permohonan Sertifikasi Halal Surat resmi dari UMKM yang berisi permohonan sertifikasi halal, ditujukan kepada lembaga sertifikasi halal (LSH) yang berwenang. Surat harus memuat identitas UMKM, data produk, dan komitmen untuk memenuhi persyaratan halal. Website BPJPH
Data Produk Daftar bahan baku, proses produksi, dan informasi terkait produk (nama, komposisi, kemasan, dll.). Informasi harus lengkap, akurat, dan terdokumentasi dengan baik. Website BPJPH
Dokumen Legalitas Usaha SIUP, TDP, Akte Pendirian Perusahaan, NIB, dll. (sesuai jenis usaha). Dokumen ini membuktikan legalitas dan keberadaan usaha UMKM. Website OSS
Denah Lokasi dan Fasilitas Produksi Gambar atau denah yang menunjukkan lokasi dan tata letak fasilitas produksi. Denah harus menunjukan alur proses produksi dan pemisahan area untuk mencegah kontaminasi.
Standar Operasional Prosedur (SOP) Dokumen yang menjelaskan langkah-langkah produksi secara detail. SOP harus menjamin kepatuhan terhadap prinsip-prinsip halal.

Persyaratan Khusus Berdasarkan Jenis Produk

Persyaratan khusus dapat berbeda-beda tergantung jenis produk UMKM. Misalnya, produk makanan olahan membutuhkan analisis laboratorium untuk memastikan kehalalan bahan baku dan bebas dari kontaminasi non-halal. Produk kosmetik perlu memperhatikan kehalalan bahan baku dan proses produksinya agar terbebas dari unsur haram.

Contoh Kasus: Persyaratan Sertifikasi Halal untuk Produk Makanan dan Minuman UMKM

Sebuah UMKM yang memproduksi keripik singkong perlu memenuhi persyaratan umum seperti dokumen legalitas usaha, data produk (daftar bahan baku, proses pengolahan, kemasan), dan SOP. Selain itu, mereka juga harus melakukan uji laboratorium untuk memastikan kehalalan bahan baku (singkong, minyak goreng, bumbu) dan bebas dari kontaminasi babi atau alkohol. Proses pengolahan juga harus terdokumentasi dengan baik dan memenuhi prinsip-prinsip halal.

Point Penting dalam Memenuhi Persyaratan Administrasi

Ketepatan dan kelengkapan dokumen sangat penting. Pastikan semua dokumen terisi dengan lengkap, akurat, dan mudah dipahami. Penyusunan dokumen yang sistematis dan rapi akan mempermudah proses verifikasi oleh LSH. Konsultasi dengan LSH atau pihak terkait dapat membantu memastikan kelengkapan persyaratan sebelum mengajukan permohonan.

Lembaga Pemeriksa Halal (LPH) dan Proses Pengajuan

Setelah memahami persyaratan dan dokumen yang dibutuhkan untuk sertifikasi halal, langkah selanjutnya adalah berurusan dengan Lembaga Pemeriksa Halal (LPH). LPH memiliki peran krusial dalam proses ini, karena mereka yang akan melakukan pemeriksaan dan verifikasi kehalalan produk UMKM Anda. Pemilihan LPH yang tepat dan memahami alur pengajuan akan mempermudah proses sertifikasi.

Peran dan Fungsi Lembaga Pemeriksa Halal (LPH)

Lembaga Pemeriksa Halal (LPH) merupakan lembaga yang ditunjuk oleh Badan Penyelenggara Jaminan Produk Halal (BPJPH) untuk melakukan pemeriksaan dan verifikasi kehalalan produk. LPH memiliki tanggung jawab untuk memastikan bahwa produk yang diajukan telah memenuhi kriteria halal sesuai dengan standar yang ditetapkan. Fungsi LPH meliputi audit sistem jaminan halal, pemeriksaan bahan baku, proses produksi, hingga pengemasan produk. Keberadaan LPH memastikan objektivitas dan kredibilitas proses sertifikasi halal.

Mendapatkan sertifikasi halal untuk produk UMKM memang butuh proses, dari persiapan dokumen hingga audit. Namun, proses ini akan lebih lancar jika kerjasama dengan mitra berjalan baik. Bayangkan jika terjadi sengketa dengan mitra terkait bahan baku, misalnya? Untuk itu, penting juga memahami Bagaimana cara menyelesaikan sengketa bisnis dengan mitra lokal? agar proses sertifikasi halal tidak terhambat.

Dengan manajemen risiko yang baik, termasuk antisipasi konflik bisnis, usaha UMKM Anda akan lebih siap menghadapi tantangan dan mendapatkan sertifikasi halal dengan lebih efisien.

Daftar Lembaga Pemeriksa Halal (LPH) Terakreditasi di Indonesia

Daftar LPH terakreditasi dan terpercaya di Indonesia dapat diakses melalui website resmi BPJPH. Karena daftar ini dinamis dan berubah, kami sarankan untuk selalu mengecek website resmi BPJPH untuk mendapatkan informasi terkini. Saat memilih LPH, pertimbangkan reputasi, pengalaman, dan jangkauan layanan mereka. Pastikan LPH tersebut terakreditasi dan memiliki kompetensi yang memadai.

Langkah-Langkah Pengajuan Sertifikasi Halal

Proses pengajuan sertifikasi halal umumnya meliputi beberapa tahap. Berikut adalah uraian langkah-langkah umum, namun detailnya mungkin sedikit berbeda tergantung LPH yang dipilih. Selalu rujuk pada panduan dan informasi resmi dari LPH yang Anda pilih.

  1. Pendaftaran dan Pengisian Formulir: Anda perlu mendaftar melalui sistem online BPJPH dan mengisi formulir pengajuan sertifikasi halal secara lengkap dan akurat. Formulir ini akan menanyakan informasi detail tentang produk, proses produksi, dan bahan baku yang digunakan.
  2. Verifikasi Dokumen: LPH akan memverifikasi kelengkapan dan keabsahan dokumen yang Anda ajukan.
  3. Inspeksi dan Audit: Tim auditor LPH akan melakukan inspeksi dan audit di tempat produksi untuk memverifikasi kesesuaian proses produksi dengan standar halal.
  4. Pengujian Laboratorium (jika diperlukan): Beberapa produk mungkin memerlukan pengujian laboratorium untuk memastikan kehalalan bahan baku atau produk jadi.
  5. Evaluasi dan Penerbitan Sertifikat: Setelah semua proses selesai, LPH akan mengevaluasi hasil pemeriksaan dan menerbitkan sertifikat halal jika produk dinyatakan memenuhi persyaratan.

Diagram Alur Proses Pengajuan Sertifikasi Halal

Berikut gambaran diagram alur proses pengajuan sertifikasi halal:

[Pendaftaran Online] –> [Verifikasi Dokumen] –> [Inspeksi & Audit di Tempat Produksi] –> [Pengujian Laboratorium (jika perlu)] –> [Evaluasi] –> [Penerbitan Sertifikat Halal]

Mendapatkan sertifikasi halal untuk produk UMKM memang perlu proses, terutama dalam memenuhi persyaratan administrasi dan audit. Prosesnya mungkin terasa rumit, namun memiliki sertifikasi halal sangat penting untuk meningkatkan kepercayaan konsumen. Sebagai perbandingan, mendirikan perusahaan, misalnya perusahaan fintech asing di Indonesia, juga memiliki tahapan yang kompleks, seperti yang dijelaskan di sini: Bagaimana cara mendirikan perusahaan fintech asing di Indonesia?

. Begitu pula dengan sertifikasi halal, persiapan yang matang dan pemahaman terhadap regulasi yang berlaku akan sangat membantu UMKM dalam mendapatkan sertifikasi tersebut dan meningkatkan daya saing produknya di pasar.

Contoh Pengisian Formulir Pengajuan Sertifikasi Halal, Bagaimana cara mendapatkan sertifikasi halal untuk produk UMKM?

Formulir pengajuan sertifikasi halal bervariasi tergantung LPH. Namun, umumnya formulir tersebut akan meminta informasi seperti nama produk, komposisi bahan baku, proses produksi, alamat produksi, data perusahaan, dan dokumen pendukung lainnya. Berikut contoh pengisian beberapa bagian formulir (data fiktif):

Kolom Informasi
Nama Produk Kue Tradisional “Bika Ambon”
Komposisi Bahan Baku Tepung terigu, gula pasir, telur ayam, santan kelapa, ragi, garam
Proses Produksi Pencampuran bahan, fermentasi, pemanggangan
Alamat Produksi Jl. Merdeka No. 12, Medan, Sumatera Utara

Ingatlah bahwa contoh di atas bersifat ilustrasi. Selalu ikuti petunjuk pengisian formulir yang diberikan oleh LPH yang Anda pilih.

Biaya dan Waktu Proses Sertifikasi Halal

Bagaimana cara mendapatkan sertifikasi halal untuk produk UMKM?

Mendapatkan sertifikasi halal untuk produk UMKM melibatkan biaya dan waktu yang perlu diperhitungkan. Besarnya biaya dan lamanya waktu proses ini bervariasi tergantung beberapa faktor, termasuk jenis produk, kompleksitas proses produksi, dan Lembaga Pemeriksa Halal (LPH) yang dipilih. Berikut uraian lebih detail mengenai estimasi biaya dan waktu yang dibutuhkan.

Mendapatkan sertifikasi halal untuk produk UMKM sebenarnya cukup mudah, kok! Prosesnya dimulai dengan pendaftaran dan pengajuan dokumen ke lembaga sertifikasi halal. Nah, sebelum mengajukan sertifikasi, ada baiknya mempertimbangkan struktur hukum UMKM Anda. Apakah bentuk hukum usaha Anda sudah optimal? Jika perlu perubahan, baca dulu informasi lengkapnya di sini: Apakah ada biaya tambahan untuk mengubah bentuk hukum UMKM?

Pasalnya, struktur hukum yang jelas akan mempermudah proses sertifikasi halal dan berbagai urusan bisnis lainnya. Setelah memastikan legalitas usaha, kembali ke proses sertifikasi halal yang akan memberikan nilai tambah bagi produk UMKM Anda.

Estimasi Biaya Sertifikasi Halal

Biaya sertifikasi halal terdiri dari beberapa komponen. Komponen utama meliputi biaya pemeriksaan, audit, dan administrasi. Biaya pemeriksaan meliputi pengujian laboratorium untuk memastikan kehalalan bahan baku dan proses produksi. Audit melibatkan kunjungan petugas LPH ke lokasi produksi untuk memverifikasi kepatuhan terhadap persyaratan halal. Terakhir, biaya administrasi mencakup biaya pengurusan dokumen dan sertifikasi.

Estimasi biaya secara keseluruhan sangat bervariasi, mulai dari ratusan ribu hingga jutaan rupiah, tergantung kompleksitas produk dan LPH yang dipilih. Untuk produk makanan sederhana, misalnya, biaya mungkin lebih rendah dibandingkan dengan produk farmasi atau kosmetik yang memiliki proses produksi lebih kompleks.

Estimasi Waktu Proses Sertifikasi Halal

Lama waktu yang dibutuhkan untuk mendapatkan sertifikasi halal juga bervariasi, tergantung pada efisiensi LPH dan kesiapan dokumen dan informasi dari pemohon. Secara umum, proses ini dapat memakan waktu beberapa minggu hingga beberapa bulan.

Proses yang cepat biasanya terjadi jika dokumen persyaratan sudah lengkap dan proses audit berjalan lancar. Sebaliknya, proses yang lebih lama mungkin terjadi jika ada kekurangan dokumen atau ditemukan ketidaksesuaian selama audit, sehingga membutuhkan waktu tambahan untuk perbaikan dan verifikasi ulang.

Mendapatkan sertifikasi halal untuk produk UMKM sebenarnya cukup mudah, kok! Prosesnya kini semakin terdigitalisasi dan transparan. Setelah produk Anda bersertifikat halal, pertanyaan selanjutnya adalah bagaimana memperluas jangkauan pasar? Nah, untuk itu, penting juga mengetahui siapa saja mitra bisnis potensial yang bisa membantu meningkatkan penjualan, seperti yang dibahas di sini: Siapa saja mitra bisnis potensial di Indonesia?

. Dengan memahami potensi mitra bisnis, usaha Anda bisa berkembang pesat dan sertifikasi halal akan semakin memperkuat daya saing produk UMKM Anda di pasaran. Jadi, jangan ragu untuk segera mengurus sertifikasi halal, ya!

Perbandingan Biaya dan Waktu Antar LPH

Berikut perbandingan estimasi biaya dan waktu proses sertifikasi halal di beberapa LPH (data merupakan ilustrasi dan dapat berbeda di lapangan):

LPH Estimasi Biaya (Rp) Estimasi Waktu (minggu)
LPH A 1.500.000 – 3.000.000 4 – 8
LPH B 1.000.000 – 2.500.000 6 – 10
LPH C 2.000.000 – 4.000.000 3 – 6

Perlu diingat bahwa angka-angka di atas hanyalah estimasi dan dapat berbeda-beda tergantung pada berbagai faktor.

Mendapatkan sertifikasi halal untuk produk UMKM memang perlu persiapan matang, mulai dari pengajuan hingga proses audit. Prosesnya mungkin terasa rumit, tapi jangan khawatir, banyak informasi dan panduan yang tersedia. Memperluas cakupan bisnis, misalnya dengan mempertimbangkan investasi asing, juga memerlukan pemahaman mendalam tentang regulasi. Untuk perusahaan asing yang berinvestasi di Indonesia, misalnya, memahami cara mendapatkan fasilitas fiskal sangat penting, seperti yang dijelaskan di sini: Bagaimana cara mendapatkan fasilitas fiskal untuk perusahaan asing?

. Kembali ke sertifikasi halal, setelah memahami regulasi fiskal untuk investasi asing, kita bisa lebih fokus pada strategi pengembangan bisnis yang mempertimbangkan aspek keagamaan dan legalitas produk UMKM kita.

Tips Mengoptimalkan Waktu dan Biaya

Untuk mengoptimalkan waktu dan biaya dalam proses sertifikasi halal, beberapa tips berikut dapat dipertimbangkan:

  • Siapkan dokumen dan informasi yang dibutuhkan secara lengkap dan akurat sebelum mengajukan permohonan.
  • Pilih LPH yang sesuai dengan kebutuhan dan anggaran, pertimbangkan reputasi dan efisiensi LPH tersebut.
  • Pahami persyaratan halal secara menyeluruh dan pastikan proses produksi sudah sesuai dengan standar halal.
  • Berkonsultasi dengan LPH atau konsultan halal untuk mendapatkan panduan dan bantuan dalam proses sertifikasi.
  • Lakukan perencanaan yang matang dan terstruktur agar proses berjalan efisien.

Persiapan dan Dokumentasi yang Dibutuhkan

Mendapatkan sertifikasi halal untuk produk UMKM membutuhkan persiapan yang matang. Ketelitian dalam menyiapkan dokumen dan informasi yang dibutuhkan akan mempercepat proses dan meminimalisir kendala selama pengajuan. Persiapan yang baik juga menunjukkan komitmen UMKM terhadap standar halal dan kualitas produknya.

Berikut ini beberapa hal penting yang perlu diperhatikan dalam mempersiapkan dokumen dan informasi untuk pengajuan sertifikasi halal.

Daftar Dokumen dan Informasi yang Dibutuhkan

Dokumen yang lengkap dan akurat sangat krusial dalam proses pengajuan sertifikasi halal. Ketidaklengkapan dokumen dapat menyebabkan penundaan bahkan penolakan pengajuan. Berikut checklist dokumen yang umumnya dibutuhkan:

  • Formulir pendaftaran sertifikasi halal yang telah diisi lengkap dan benar.
  • Surat keterangan usaha (SIUP) atau izin usaha lainnya yang masih berlaku.
  • Fotocopy KTP pemilik usaha.
  • Formula produk secara detail, termasuk daftar bahan baku dan proses pembuatannya.
  • Sertifikat GMP (Good Manufacturing Practice) jika ada. Sertifikat ini menunjukkan bahwa proses produksi telah memenuhi standar praktik manufaktur yang baik.
  • Denah lokasi tempat produksi.
  • Foto-foto proses produksi.
  • Daftar alat dan mesin yang digunakan dalam proses produksi.
  • Hasil uji laboratorium jika diperlukan (misalnya, uji mikrobiologi atau uji kandungan bahan berbahaya).
  • Bukti pembayaran biaya sertifikasi.

Contoh Dokumen Pendukung

Sebagai gambaran, formulir pendaftaran biasanya meminta informasi detail tentang produk, proses produksi, bahan baku, hingga data kontak pemilik usaha. Surat keterangan usaha berfungsi sebagai bukti legalitas usaha. Sementara itu, formula produk yang lengkap dan akurat sangat penting untuk memastikan kehalalan bahan baku dan proses pembuatan.

Sertifikat GMP, jika tersedia, akan memperkuat kredibilitas UMKM dan mempermudah proses verifikasi. Denah lokasi dan foto proses produksi membantu lembaga sertifikasi halal untuk melakukan inspeksi lapangan.

Pernyataan Kesanggupan

Saya, selaku pemilik UMKM [Nama UMKM], dengan ini menyatakan kesanggupan untuk mengikuti seluruh proses sertifikasi halal yang ditetapkan oleh lembaga sertifikasi halal. Saya juga menyatakan bahwa seluruh informasi dan dokumen yang saya berikan adalah benar dan akurat. Saya bertanggung jawab penuh atas kebenaran informasi yang disampaikan.

Tips Mengumpulkan dan Mengelola Dokumen

Untuk mengumpulkan dan mengelola dokumen dengan efisien, ada beberapa tips yang dapat diterapkan. Buatlah checklist dokumen yang dibutuhkan dan tandai setiap dokumen yang telah dikumpulkan. Simpan dokumen dalam folder yang terorganisir dan beri label yang jelas. Lakukan pengecekan berkala untuk memastikan semua dokumen lengkap dan akurat. Membuat salinan digital dan fisik juga disarankan untuk berjaga-jaga.

Dengan persiapan yang matang dan dokumen yang lengkap, proses pengajuan sertifikasi halal akan berjalan lebih lancar dan efisien.

Pemeliharaan Sertifikat Halal: Bagaimana Cara Mendapatkan Sertifikasi Halal Untuk Produk UMKM?

Bagaimana cara mendapatkan sertifikasi halal untuk produk UMKM?

Mendapatkan sertifikat halal merupakan langkah penting bagi UMKM untuk meningkatkan kepercayaan konsumen. Namun, perjalanan tidak berhenti setelah sertifikat tersebut diterbitkan. Pemeliharaan sertifikat halal sama pentingnya dengan proses perolehannya. Keberlangsungan sertifikat ini menjamin produk UMKM tetap terjaga kehalalannya dan mempertahankan daya saing di pasar.

Kewajiban UMKM Setelah Mendapatkan Sertifikat Halal

Setelah mendapatkan sertifikat halal, UMKM memiliki sejumlah kewajiban yang harus dipenuhi untuk menjaga keabsahan sertifikat tersebut. Kewajiban ini bertujuan untuk memastikan produk tetap memenuhi kriteria kehalalan yang telah ditetapkan.

  • Melakukan pencatatan dan pelaporan secara rutin terkait proses produksi dan bahan baku yang digunakan.
  • Memastikan seluruh proses produksi tetap sesuai dengan standar halal yang telah ditetapkan dan terdokumentasi dengan baik.
  • Memberikan akses kepada auditor halal untuk melakukan pemeriksaan dan pengawasan secara berkala.
  • Melakukan pembaruan informasi jika terjadi perubahan pada proses produksi, bahan baku, atau manajemen perusahaan.
  • Menjaga kualitas produk agar tetap konsisten dan memenuhi standar kehalalan.

Prosedur Perpanjangan Sertifikat Halal

Sertifikat halal memiliki masa berlaku tertentu. Untuk mempertahankan sertifikat halal, UMKM perlu mengajukan perpanjangan sebelum masa berlaku habis. Proses perpanjangan umumnya melibatkan pengajuan dokumen dan audit ulang oleh Lembaga Pemeriksa Halal (LPH).

  1. Mengajukan permohonan perpanjangan sertifikat halal kepada LPH yang telah mengeluarkan sertifikat sebelumnya, jauh sebelum masa berlaku habis.
  2. Melengkapi dokumen-dokumen yang dibutuhkan sesuai dengan persyaratan yang ditetapkan oleh LPH.
  3. Mengikuti proses audit ulang yang dilakukan oleh auditor halal dari LPH.
  4. Membayar biaya perpanjangan sertifikat halal.
  5. Setelah dinyatakan memenuhi persyaratan, LPH akan menerbitkan sertifikat halal yang baru.

Contoh Dokumen yang Dibutuhkan untuk Perpanjangan Sertifikat Halal

Dokumen yang dibutuhkan untuk perpanjangan sertifikat halal bervariasi tergantung pada jenis produk dan persyaratan LPH. Namun, secara umum, dokumen-dokumen berikut biasanya diperlukan:

  • Salinan sertifikat halal yang lama.
  • Surat permohonan perpanjangan sertifikat halal.
  • Dokumen terkait proses produksi, seperti diagram alir proses produksi, standar operasional prosedur (SOP), dan daftar bahan baku.
  • Bukti pelatihan halal bagi karyawan yang terlibat dalam proses produksi.
  • Data hasil uji laboratorium jika diperlukan.
  • Bukti pemenuhan persyaratan halal lainnya yang ditetapkan oleh LPH.

Rangkuman Pemeliharaan Sertifikat Halal

Berikut rangkuman poin-poin penting terkait pemeliharaan sertifikat halal:

  • Pengajuan perpanjangan dilakukan sebelum masa berlaku habis.
  • Seluruh proses produksi harus tetap sesuai dengan standar halal yang telah ditetapkan.
  • Kerjasama yang baik dengan LPH sangat penting.
  • Dokumentasi yang lengkap dan terupdate sangat dibutuhkan.
  • Pembaruan informasi dilakukan jika ada perubahan pada proses produksi atau bahan baku.

Pertanyaan yang Sering Diajukan (FAQ)

Memperoleh sertifikasi halal untuk produk UMKM mungkin menimbulkan beberapa pertanyaan. Berikut ini kami sajikan beberapa pertanyaan umum beserta jawabannya untuk memberikan kejelasan dan memudahkan proses sertifikasi Anda.

Apa yang Terjadi Jika Produk Tidak Lolos Sertifikasi Halal?

Jika produk Anda tidak lolos sertifikasi halal, lembaga sertifikasi halal akan memberikan rekomendasi perbaikan yang perlu dilakukan. Rekomendasi ini akan mencakup aspek-aspek yang perlu diperbaiki dalam proses produksi, bahan baku, atau pengelolaan yang berkaitan dengan kehalalan produk. Setelah perbaikan dilakukan, Anda dapat mengajukan permohonan sertifikasi halal kembali.

Berapa Lama Masa Berlaku Sertifikat Halal?

Masa berlaku sertifikat halal umumnya adalah empat tahun. Setelah masa berlaku tersebut habis, UMKM perlu mengajukan permohonan sertifikasi halal ulang untuk memperpanjang sertifikatnya. Proses perpanjangan ini biasanya lebih singkat dibandingkan dengan proses sertifikasi awal, karena sebagian besar dokumen dan verifikasi sudah tersedia.

Apakah Ada Bantuan Pemerintah untuk Mendapatkan Sertifikasi Halal?

Pemerintah Indonesia memberikan berbagai dukungan untuk membantu UMKM dalam memperoleh sertifikasi halal. Salah satu program yang paling dikenal adalah program sertifikasi halal gratis yang diberikan kepada UMKM tertentu. Informasi lebih lanjut mengenai program bantuan ini dapat diakses melalui website Badan Penyelenggara Jaminan Produk Halal (BPJPH) dan Kementerian Koperasi dan UKM. Program ini bertujuan untuk meringankan beban biaya sertifikasi halal bagi UMKM dan mendorong peningkatan daya saing produk halal di pasar.

Contact

Sumatera 69
Bandung, 40115

+6287735387748
Contact Us

Connect

 

 

 

 

 

Layanan

Pendirian PT

Legalitas Perusahaan

Virtual Office