Persyaratan Pendirian PT
Bagaimana cara memastikan kepatuhan terhadap peraturan pendirian PT yang baru? – Mendirikan PT di Indonesia memerlukan pemahaman yang cermat terhadap berbagai persyaratan yang telah ditetapkan. Kejelasan dan kepatuhan terhadap regulasi ini akan memastikan kelancaran operasional perusahaan dan meminimalisir risiko hukum di masa mendatang. Berikut uraian detail mengenai persyaratan tersebut.
Memastikan kepatuhan terhadap peraturan pendirian PT baru membutuhkan ketelitian, termasuk memahami kewajiban perpajakan. Salah satu hal penting yang perlu dipahami adalah masa pajak, karena ini berkaitan langsung dengan pelaporan dan pembayaran pajak perusahaan. Untuk memahami lebih lanjut tentang masa pajak itu sendiri, Anda bisa mengunjungi Apa yang Dimaksud dengan Masa Pajak?. Dengan memahami konsep masa pajak, Anda dapat merencanakan kewajiban perpajakan PT Anda dengan lebih baik dan memastikan kepatuhan penuh terhadap peraturan yang berlaku, sehingga operasional bisnis berjalan lancar dan terhindar dari masalah hukum di kemudian hari.
Modal Dasar dan Modal Disetor
Modal dasar dan modal disetor merupakan elemen krusial dalam pendirian PT. Modal dasar merupakan nilai nominal saham yang tercantum dalam akta pendirian, sedangkan modal disetor adalah bagian dari modal dasar yang telah disetor oleh pemegang saham. Besaran minimal modal dasar dan modal disetor bervariasi tergantung jenis usaha dan peraturan yang berlaku. Peraturan ini bersifat dinamis, sehingga penting untuk selalu merujuk pada peraturan terbaru dari Kementerian Hukum dan HAM.
Susunan Pengurus dan Komisaris
PT di Indonesia wajib memiliki susunan pengurus dan komisaris yang memenuhi persyaratan tertentu. Pengurus bertanggung jawab atas pengelolaan perusahaan sehari-hari, sedangkan komisaris mengawasi kinerja pengurus. Jumlah minimal pengurus dan komisaris, serta kualifikasi mereka, diatur dalam Anggaran Dasar perusahaan dan peraturan perundang-undangan yang berlaku. Sebagai contoh, umumnya dibutuhkan minimal satu direktur dan satu komisaris, namun dapat berbeda tergantung pada Anggaran Dasar PT yang bersangkutan.
Memastikan kepatuhan terhadap peraturan pendirian PT baru membutuhkan ketelitian, mulai dari akta notaris hingga perizinan lokasi usaha. Salah satu hal krusial yang perlu diperhatikan adalah perizinan lokasi, terutama setelah adanya perubahan UU. Untuk memastikan Anda memahami regulasi terbaru, silahkan cek informasi lengkapnya di sini: Apakah ada perubahan terkait perizinan lokasi usaha setelah perubahan UU?.
Dengan memahami perubahan ini, Anda dapat memastikan proses pendirian PT baru berjalan lancar dan sesuai regulasi, menghindari potensi masalah hukum di kemudian hari. Konsultasi dengan konsultan hukum juga sangat direkomendasikan untuk memastikan kepatuhan penuh.
Perbandingan Persyaratan Pendirian PT Berdasarkan Jenis Usaha
Persyaratan pendirian PT dapat bervariasi berdasarkan jenis usaha yang dijalankan. Tabel berikut memberikan gambaran umum, namun perlu diingat bahwa ini hanyalah ilustrasi dan perlu dikonfirmasi dengan regulasi terkini.
Jenis Usaha | Modal Dasar Minimal (Rp) | Jumlah Pengurus Minimal | Jumlah Komisaris Minimal |
---|---|---|---|
Perdagangan Umum | 50.000.000 | 1 | 1 |
Perusahaan Jasa | 50.000.000 | 1 | 1 |
Perusahaan Manufaktur | 100.000.000 | 1 | 1 |
Pertambangan | > 100.000.000 (tergantung jenis pertambangan) | 1 | 1 |
Catatan: Angka-angka pada tabel di atas merupakan ilustrasi dan dapat berbeda berdasarkan peraturan terkini dan jenis usaha yang spesifik.
Memastikan kepatuhan terhadap peraturan pendirian PT baru memerlukan ketelitian, termasuk memahami aspek perpajakan. Salah satu hal yang mungkin perlu Anda perhatikan, terutama jika PT Anda berencana mengimpor barang, adalah memahami pajak yang terkait. Untuk itu, penting untuk mengerti terlebih dahulu apa itu pajak impor, yang bisa Anda pelajari lebih lanjut di sini: Apa yang Dimaksud dengan Pajak Impor?
. Pemahaman yang baik mengenai pajak impor ini akan membantu memastikan kelancaran operasional PT Anda dan mencegah masalah hukum di kemudian hari, sehingga kepatuhan terhadap seluruh regulasi pendirian dan operasional PT terjamin.
Dokumen Penting dalam Pendirian PT
Proses pendirian PT memerlukan beberapa dokumen penting yang berfungsi sebagai bukti legalitas dan kelengkapan administrasi. Berikut beberapa di antaranya:
- Akta Pendirian PT: Dokumen yang berisi kesepakatan para pendiri PT mengenai hal-hal yang berkaitan dengan perusahaan, termasuk nama, alamat, modal, dan struktur organisasi.
- Anggaran Dasar PT: Dokumen yang memuat aturan-aturan yang mengatur jalannya perusahaan, hak dan kewajiban pemegang saham, dan struktur organisasi.
- Surat Keterangan Domisili Perusahaan (SKDP): Bukti bahwa perusahaan telah memiliki alamat tempat usaha yang sah.
- Identitas Diri Pendiri dan Pengurus: KTP, paspor, dan dokumen pendukung lainnya.
- Bukti Pembayaran Biaya Pendirian: Bukti pembayaran biaya administrasi dan pengesahan akta di notaris dan instansi terkait.
Akta Pendirian PT dan Perannya, Bagaimana cara memastikan kepatuhan terhadap peraturan pendirian PT yang baru?
Akta pendirian PT merupakan dokumen legal yang sangat penting. Akta ini dibuat oleh notaris dan berisi kesepakatan para pendiri PT. Akta ini menjadi dasar hukum keberadaan PT dan menjadi bukti sahnya perusahaan di mata hukum. Tanpa akta pendirian yang sah, PT tidak dapat beroperasi secara legal.
Proses Pendaftaran dan Persetujuan
Mendirikan PT membutuhkan proses pendaftaran dan persetujuan yang teliti dan akurat. Ketepatan dalam mengikuti prosedur ini akan memastikan kepatuhan terhadap peraturan dan kelancaran operasional perusahaan di masa mendatang. Berikut uraian detail mengenai tahapan-tahapan penting dalam proses ini.
Langkah-langkah Pendaftaran PT di Kementerian Hukum dan HAM
Pendaftaran PT dilakukan secara online melalui sistem online single submission (OSS) di situs resmi Kementerian Investasi/BKPM. Proses ini melibatkan beberapa langkah, mulai dari pembuatan akun, pengisian data perusahaan, hingga pengajuan dokumen persyaratan. Sistem OSS terintegrasi dengan berbagai instansi terkait, sehingga mempermudah proses perizinan.
- Pembuatan Akun OSS dan pengisian data perusahaan.
- Pengumpulan dan pengunggahan dokumen persyaratan, seperti akta pendirian, KTP para pendiri, dan lainnya.
- Verifikasi data dan dokumen oleh sistem OSS.
- Penerbitan Nomor Identitas Badan Hukum (NIB).
- Pengajuan permohonan pengesahan akta pendirian PT ke Kementerian Hukum dan HAM.
- Penerbitan Akta Pendirian PT yang telah disahkan.
Pengurusan Nomor Induk Berusaha (NIB) dan Pentingnya NIB
NIB merupakan identitas resmi bagi pelaku usaha di Indonesia. NIB terintegrasi dengan berbagai perizinan usaha lainnya, sehingga mempermudah proses operasional PT. Tanpa NIB, PT akan kesulitan dalam menjalankan kegiatan usahanya, seperti membuka rekening bank, mengikuti tender, atau memperoleh izin operasional lainnya.
Memastikan kepatuhan terhadap peraturan pendirian PT baru memerlukan ketelitian, mulai dari dokumen legal hingga aspek perpajakan. Salah satu hal yang perlu dipahami, terutama jika PT Anda berorientasi ekspor, adalah mengenai pajak yang akan dikenakan pada produk yang Anda jual ke luar negeri. Untuk memahami lebih lanjut mengenai hal ini, silahkan baca penjelasan lengkap mengenai Apa yang Dimaksud dengan Pajak Ekspor?
. Pemahaman yang baik tentang pajak ekspor ini sangat penting agar Anda bisa menghitung dan menyisihkan dana yang dibutuhkan, sehingga kepatuhan terhadap regulasi perpajakan PT Anda tetap terjaga. Dengan demikian, operasional bisnis PT baru dapat berjalan lancar dan sesuai aturan.
- NIB sebagai syarat utama untuk mendapatkan izin usaha lainnya.
- NIB memudahkan akses pembiayaan dari lembaga keuangan.
- NIB meningkatkan kredibilitas dan kepercayaan mitra bisnis.
Tahapan Pendaftaran PT dan Estimasi Waktu
Berikut tahapan proses pendaftaran PT dan estimasi waktu yang dibutuhkan, perlu diingat bahwa estimasi ini dapat bervariasi tergantung kompleksitas dokumen dan responsivitas instansi terkait.
- Persiapan Dokumen (1-2 minggu): Mempersiapkan seluruh dokumen yang dibutuhkan, seperti akta pendirian, KTP pendiri, dan lain-lain.
- Pendaftaran Online di OSS (1-3 hari): Melakukan pendaftaran dan pengunggahan dokumen di sistem OSS.
- Verifikasi dan Persetujuan (3-7 hari): Menunggu verifikasi dan persetujuan dari sistem OSS.
- Pengesahan Akta di Kemenkumham (7-14 hari): Proses pengesahan akta pendirian di Kementerian Hukum dan HAM.
- Penerbitan NIB dan dokumen lainnya (1-3 hari): Setelah akta disahkan, NIB dan dokumen lainnya akan diterbitkan.
Kendala umum yang dihadapi meliputi ketidaklengkapan dokumen, kesalahan pengisian data, dan kendala teknis dalam sistem online. Solusi yang mungkin antara lain dengan mempersiapkan dokumen secara lengkap dan teliti, berkonsultasi dengan konsultan hukum atau notaris, dan menghubungi petugas OSS jika mengalami kendala teknis.
Peran Notaris dalam Pendirian dan Legalitas PT
Notaris memiliki peran krusial dalam pendirian PT. Notaris berwenang untuk membuat akta pendirian PT, yang merupakan dokumen hukum yang sah dan mengikat. Akta ini menjadi dasar legalitas keberadaan PT dan menjadi syarat utama dalam proses pendaftaran PT di Kemenkumham. Notaris juga memastikan keabsahan dan kepatuhan dokumen terhadap peraturan perundang-undangan yang berlaku.
Memastikan kepatuhan terhadap peraturan pendirian PT baru memerlukan ketelitian, termasuk dalam hal pengelolaan keuangan. Salah satu aspek penting yang perlu dipahami adalah sistem faktur pajak elektronik. Untuk memahami lebih lanjut tentang bagaimana sistem ini bekerja dan bagaimana penerapannya bagi perusahaan Anda, silahkan baca penjelasan lengkap mengenai Apa itu E-Faktur?. Pemahaman yang baik tentang E-Faktur akan sangat membantu dalam memastikan kepatuhan perpajakan perusahaan Anda dan menghindari masalah hukum di kemudian hari, sehingga proses pendirian PT Anda berjalan lancar dan sesuai regulasi.
Kepatuhan Terhadap Peraturan Perundang-undangan
Pendirian dan operasional Perusahaan Terbatas (PT) di Indonesia diatur oleh berbagai peraturan perundang-undangan. Kepatuhan terhadap peraturan ini sangat krusial untuk menghindari sanksi hukum dan memastikan kelangsungan usaha. Memahami dan menjalankan peraturan tersebut dengan benar akan memberikan landasan yang kuat bagi pertumbuhan dan kesuksesan PT.
Peraturan perundang-undangan yang relevan meliputi Undang-Undang Nomor 40 Tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas (UU PT), berbagai peraturan pemerintah, keputusan menteri, dan peraturan daerah yang terkait. Ketidakpatuhan dapat berakibat pada sanksi administratif, denda, bahkan pencabutan izin usaha.
Peraturan Perundang-undangan yang Relevan
Beberapa peraturan perundang-undangan utama yang mengatur pendirian dan operasional PT di Indonesia meliputi Undang-Undang Nomor 40 Tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas, peraturan pemerintah terkait pelaksanaan UU PT, serta peraturan perpajakan seperti Undang-Undang Pajak Penghasilan dan peraturan turunannya. Selain itu, peraturan daerah setempat juga dapat berlaku, terutama yang terkait dengan perizinan dan operasional usaha.
Sanksi Pelanggaran Peraturan
Sanksi yang dapat dijatuhkan kepada PT yang tidak patuh terhadap peraturan yang berlaku bervariasi, mulai dari teguran tertulis, denda administratif, pencabutan izin usaha, hingga sanksi pidana bagi direksi atau komisaris yang bertanggung jawab. Besarnya sanksi bergantung pada jenis dan tingkat pelanggaran yang dilakukan.
Tabel Ringkasan Peraturan Utama
Peraturan | Sumber Hukum | Sanksi Pelanggaran |
---|---|---|
Ketentuan mengenai modal dasar dan modal disetor | Undang-Undang Nomor 40 Tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas | Teguran, denda, pencabutan izin usaha |
Ketaatan dalam pelaporan keuangan | Undang-Undang Nomor 40 Tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas dan peraturan pelaksanaannya | Denda, sanksi administratif |
Kewajiban perpajakan | Undang-Undang Pajak Penghasilan dan peraturan turunannya | Denda, sanksi pidana |
Peraturan ketenagakerjaan | Undang-Undang Nomor 13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan | Denda, sanksi pidana |
Contoh Kasus Pelanggaran dan Dampaknya
Sebagai contoh, sebuah PT yang tidak melaporkan kewajiban pajaknya secara tepat waktu dan akurat dapat dikenakan sanksi berupa denda dan bunga keterlambatan. Dalam kasus yang lebih serius, PT bahkan dapat menghadapi tuntutan hukum dan pencabutan izin usaha. Hal ini tentu akan berdampak negatif terhadap reputasi perusahaan dan kelangsungan bisnisnya.
Panduan Kepatuhan Perpajakan untuk PT Baru
Untuk memastikan kepatuhan perpajakan, PT yang baru berdiri perlu segera melakukan pendaftaran NPWP, memahami jenis pajak yang harus dibayar (PPh Badan, PPN, PBB, dll.), menetapkan sistem pencatatan keuangan yang tertib, dan menyampaikan Surat Pemberitahuan (SPT) pajak tepat waktu. Konsultasi dengan konsultan pajak berpengalaman sangat disarankan untuk memastikan kepatuhan dan meminimalisir risiko.
Aspek Perizinan dan Lisensi
Memastikan kepatuhan terhadap peraturan pendirian PT baru tidak hanya mencakup aspek legalitas dokumen, namun juga mencakup proses perizinan dan lisensi yang krusial bagi operasional perusahaan. Ketidaklengkapan atau keterlambatan dalam pengurusan perizinan dapat berdampak signifikan terhadap kelangsungan bisnis. Oleh karena itu, pemahaman yang komprehensif tentang jenis perizinan, proses pengurusan, dan potensi kendala sangatlah penting.
Perizinan dan lisensi yang dibutuhkan sebuah PT sangat bergantung pada jenis usaha dan lokasi operasionalnya. Proses pengurusan seringkali melibatkan berbagai instansi pemerintah, membutuhkan kesabaran dan ketelitian dalam memenuhi persyaratan administrasi.
Jenis Izin dan Lisensi
Jenis izin dan lisensi yang dibutuhkan bervariasi. Untuk usaha di bidang makanan dan minuman misalnya, akan dibutuhkan izin edar PIRT (Pangan Industri Rumah Tangga) atau izin edar dari BPOM (Badan Pengawas Obat dan Makanan). Sementara perusahaan konstruksi membutuhkan izin khusus dari Kementerian PUPR (Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat). Perusahaan yang bergerak di bidang teknologi informasi mungkin memerlukan izin operasional dari Kementerian Komunikasi dan Informatika. Daftar lengkap dan persyaratan spesifik dapat diakses melalui situs resmi instansi terkait.
Proses Pengurusan Izin dan Lisensi
Proses pengurusan izin dan lisensi umumnya melibatkan beberapa tahapan, mulai dari pengajuan permohonan, verifikasi dokumen, hingga penerbitan izin. Setiap tahapan memiliki persyaratan dan prosedur yang harus dipenuhi secara ketat. Ketidaklengkapan dokumen dapat menyebabkan penundaan bahkan penolakan permohonan.
- Persiapan dokumen persyaratan: Pastikan semua dokumen lengkap dan sesuai dengan format yang ditentukan.
- Pengajuan permohonan: Ajukan permohonan secara online atau langsung ke instansi terkait.
- Verifikasi dokumen: Pihak berwenang akan memverifikasi kelengkapan dan keabsahan dokumen.
- Pemeriksaan lapangan (jika diperlukan): Petugas mungkin melakukan pemeriksaan lapangan untuk memastikan kesesuaian usaha dengan perizinan yang diajukan.
- Penerbitan izin: Setelah semua tahapan selesai, izin akan diterbitkan.
Waktu yang dibutuhkan untuk setiap tahapan bervariasi, tergantung pada kompleksitas usaha dan efisiensi birokrasi di daerah tersebut. Secara umum, proses ini bisa memakan waktu beberapa minggu hingga beberapa bulan.
Langkah-langkah Praktis Pengurusan Perizinan
Untuk mempermudah proses, penting untuk memiliki rencana yang terstruktur dan detail. Berikut langkah-langkah praktis yang disarankan:
- Identifikasi semua izin dan lisensi yang dibutuhkan berdasarkan jenis usaha.
- Kumpulkan semua dokumen persyaratan yang dibutuhkan.
- Buat checklist untuk memastikan semua dokumen lengkap dan terorganisir.
- Konsultasikan dengan konsultan hukum atau profesional terkait untuk memastikan kepatuhan dan menghindari kesalahan.
- Pantau progres permohonan secara berkala.
Konsultasi dengan konsultan hukum atau profesional terkait sangat penting untuk memastikan kelancaran proses pengurusan perizinan. Mereka dapat membantu dalam memahami regulasi yang berlaku, mempersiapkan dokumen yang dibutuhkan, dan mengatasi potensi kendala yang mungkin muncul. Hal ini akan menghemat waktu, biaya, dan mengurangi risiko penolakan permohonan.
Perbedaan Perizinan di Kota Besar dan Kota Kecil
Perbedaan signifikan terdapat pada kompleksitas dan waktu pengurusan izin di kota besar dan kota kecil. Di kota besar, prosesnya cenderung lebih kompleks, melibatkan lebih banyak instansi, dan waktu pengurusan bisa lebih lama karena volume permohonan yang tinggi. Di kota kecil, prosesnya relatif lebih sederhana dan cepat, namun persyaratan dan prosedur tetap harus dipenuhi.
Sebagai ilustrasi, pengurusan izin usaha di Jakarta mungkin membutuhkan waktu yang lebih lama dibandingkan di kota kecil seperti Singaraja, Bali. Hal ini disebabkan oleh perbedaan jumlah penduduk, tingkat kompleksitas regulasi, dan kapasitas sumber daya manusia di instansi terkait. Implikasinya, perusahaan yang beroperasi di kota besar perlu mengalokasikan waktu dan sumber daya yang lebih besar untuk proses perizinan dibandingkan di kota kecil. Namun, perlu diingat bahwa meskipun lebih cepat, persyaratan di kota kecil tetap harus dipenuhi secara lengkap dan benar.
Tata Kelola Perusahaan yang Baik (GCG): Bagaimana Cara Memastikan Kepatuhan Terhadap Peraturan Pendirian PT Yang Baru?
Penerapan Tata Kelola Perusahaan yang Baik (GCG) merupakan kunci keberhasilan dan keberlanjutan sebuah perusahaan, terutama bagi PT yang baru berdiri. GCG tidak hanya memastikan kepatuhan terhadap peraturan perundang-undangan, tetapi juga membangun kepercayaan dari berbagai pihak, termasuk investor, karyawan, dan masyarakat.
Prinsip-prinsip GCG yang diterapkan secara konsisten akan menciptakan lingkungan bisnis yang sehat, transparan, dan akuntabel. Hal ini akan meminimalisir risiko hukum dan operasional, serta meningkatkan nilai perusahaan jangka panjang.
Prinsip-prinsip Tata Kelola Perusahaan yang Baik (GCG)
Beberapa prinsip GCG yang krusial untuk diterapkan oleh PT yang baru berdiri meliputi transparansi, akuntabilitas, pertanggungjawaban, independensi, kewajaran, dan tanggung jawab.
- Transparansi: Informasi perusahaan disampaikan secara terbuka, jujur, dan tepat waktu kepada seluruh pemangku kepentingan.
- Akuntabilitas: Pengelola perusahaan bertanggung jawab atas kinerja dan keputusan yang diambil.
- Pertanggungjawaban: Mekanisme pertanggungjawaban yang jelas dan efektif diterapkan untuk memastikan semua pihak bertanggung jawab atas tindakannya.
- Independensi: Dewan Komisaris dan Direksi beroperasi secara independen dan objektif, bebas dari pengaruh pihak tertentu.
- Kewajaran: Keputusan dan tindakan perusahaan dibuat secara adil dan merata bagi semua pihak yang berkepentingan.
- Tanggung Jawab: Perusahaan menyadari dan menjalankan tanggung jawab sosial dan lingkungannya.
Pentingnya Penerapan GCG
Penerapan GCG yang efektif sangat penting dalam menjaga kepatuhan terhadap peraturan dan meningkatkan kepercayaan investor. Transparansi dan akuntabilitas yang tinggi akan meminimalisir potensi konflik kepentingan dan pelanggaran hukum. Kepercayaan investor akan meningkat karena mereka merasa investasi mereka dikelola dengan baik dan bertanggung jawab.
Implementasi GCG dalam Berbagai Aspek Operasional PT
Aspek Operasional | Prinsip GCG | Implementasi |
---|---|---|
Pengambilan Keputusan | Transparansi, Kewajaran | Proses pengambilan keputusan yang terdokumentasi dengan baik, melibatkan berbagai pihak terkait, dan didasarkan pada data dan analisis yang objektif. Notulen rapat direksi dan komisaris tersimpan rapi dan mudah diakses. |
Pengelolaan Keuangan | Akuntabilitas, Transparansi | Sistem akuntansi yang terintegrasi dan diaudit secara berkala oleh auditor independen. Laporan keuangan disusun secara transparan dan sesuai standar akuntansi. |
Pengelolaan Risiko | Pertanggungjawaban, Independensi | Identifikasi, analisis, dan mitigasi risiko secara berkala. Pembentukan komite risiko yang independen untuk mengawasi dan mengelola risiko perusahaan. |
Hubungan dengan Stakeholder | Tanggung Jawab | Komunikasi yang efektif dan transparan dengan seluruh stakeholder, termasuk karyawan, pelanggan, pemasok, dan masyarakat. Program Corporate Social Responsibility (CSR) yang terencana dan terukur. |
Contoh Kasus Penerapan GCG
Contoh Penerapan GCG yang Baik: Sebuah perusahaan teknologi menerapkan sistem pengambilan keputusan yang transparan dan melibatkan berbagai divisi. Laporan keuangan diaudit secara independen dan dipublikasikan secara terbuka. Hal ini meningkatkan kepercayaan investor dan meminimalisir risiko hukum.
Contoh Penerapan GCG yang Buruk: Sebuah perusahaan manufaktur menyembunyikan informasi penting terkait kualitas produknya. Hal ini menyebabkan kerugian besar bagi konsumen dan merusak reputasi perusahaan. Akibatnya, perusahaan menghadapi tuntutan hukum dan sanksi.
Meminimalisir Risiko Hukum dan Operasional dengan GCG
Penerapan GCG yang konsisten dapat meminimalisir risiko hukum dan operasional dengan cara meningkatkan transparansi, akuntabilitas, dan pertanggungjawaban. Hal ini akan mengurangi potensi konflik kepentingan, pelanggaran hukum, dan kerugian finansial. Selain itu, GCG juga akan meningkatkan kepercayaan stakeholder dan reputasi perusahaan.