Memahami Dividen
Bagaimana cara menghitung dividen? – Dividen merupakan bagian dari keuntungan perusahaan yang dibagikan kepada pemegang sahamnya. Pembagian dividen ini merupakan salah satu cara perusahaan untuk memberikan imbal hasil kepada investor yang telah berinvestasi dalam perusahaan tersebut. Besarnya dividen yang dibagikan bergantung pada kinerja keuangan perusahaan dan kebijakan manajemen.
Sebagai contoh, perusahaan seperti Telkom Indonesia (TLKM) dan Bank Central Asia (BBCA) secara rutin membagikan dividen kepada pemegang sahamnya. Besarnya dividen yang dibagikan bervariasi setiap tahunnya, tergantung pada profitabilitas perusahaan tersebut.
Proses Pembagian Dividen
Ilustrasi sederhana proses pembagian dividen dapat digambarkan sebagai berikut: Perusahaan menghasilkan laba bersih. Setelah dikurangi biaya dan pajak, sebagian dari laba bersih tersebut dialokasikan sebagai dividen. Selanjutnya, dividen tersebut dibagikan kepada pemegang saham sesuai dengan jumlah saham yang dimiliki. Misalnya, jika seorang pemegang saham memiliki 100 saham dan dividen per saham adalah Rp 100, maka pemegang saham tersebut akan menerima dividen sebesar Rp 10.000.
Menghitung dividen sebenarnya cukup mudah, yaitu dengan mengalikan jumlah saham yang dimiliki dengan besarnya dividen per saham. Namun, pemahaman tentang investasi juga penting, misalnya memahami perbedaannya dengan instrumen investasi lain seperti obligasi. Untuk lebih jelasnya tentang apa itu obligasi dan bagaimana cara kerjanya, Anda bisa membaca artikel ini: Apa itu obligasi?. Setelah memahami perbedaannya, Anda akan lebih mudah menentukan strategi investasi yang tepat dan menghitung potensi keuntungan, termasuk perhitungan dividen yang optimal dari portofolio investasi Anda.
Jenis-jenis Dividen
Terdapat beberapa jenis dividen yang umum dibagikan, antara lain:
- Dividen tunai: Pembayaran dividen dalam bentuk uang tunai.
- Dividen saham: Pembagian dividen dalam bentuk saham tambahan kepada pemegang saham.
- Dividen properti: Pembagian dividen dalam bentuk aset perusahaan, seperti tanah atau bangunan.
- Dividen scrip: Opsi bagi pemegang saham untuk menerima dividen tunai di kemudian hari atau tambahan saham.
Perbandingan Dividen dengan Bentuk Pengembalian Investasi Lainnya, Bagaimana cara menghitung dividen?
Dividen merupakan salah satu bentuk pengembalian investasi, selain capital gain (kenaikan harga saham). Dividen memberikan arus kas reguler kepada investor, sedangkan capital gain hanya didapatkan ketika investor menjual sahamnya. Investasi lain seperti obligasi juga memberikan imbal hasil berupa kupon, namun tingkat pengembalian dan risikonya berbeda dengan saham. Saham menawarkan potensi capital gain yang lebih tinggi dibandingkan obligasi, tetapi juga berisiko lebih tinggi. Dividen menawarkan stabilitas arus kas, meskipun jumlahnya bisa bervariasi dari tahun ke tahun. Keuntungan dari dividen adalah kejelasan dan kepastian pembayaran, sementara capital gain bergantung pada pergerakan pasar dan fluktuasi harga saham.
Cara Menghitung Dividen Saham Biasa
Memahami cara menghitung dividen saham biasa sangat penting bagi investor untuk menilai potensi keuntungan investasi mereka. Dividen merupakan bagian dari laba perusahaan yang dibagikan kepada pemegang saham. Perhitungannya bergantung pada beberapa faktor, terutama total dividen yang dibagikan dan jumlah saham yang beredar.
Rumus dan Contoh Perhitungan Dividen Per Saham (DPS)
Rumus dasar untuk menghitung dividen per saham (DPS) adalah:
DPS = Total Dividen yang Dibagikan / Jumlah Saham Beredar
Sebagai contoh, mari kita ambil perusahaan fiktif bernama “PT Maju Jaya”. Misalkan PT Maju Jaya membagikan total dividen sebesar Rp 1.000.000.000 dan jumlah saham beredar adalah 10.000.000 lembar. Maka, DPS-nya adalah:
DPS = Rp 1.000.000.000 / 10.000.000 = Rp 100 per saham
Artinya, setiap pemegang saham PT Maju Jaya akan menerima dividen sebesar Rp 100 per saham yang dimilikinya.
Menghitung dividen perusahaan sebenarnya cukup mudah, tinggal bagi laba bersih dengan jumlah saham beredar. Namun, proses ini menjadi lebih kompleks jika perusahaan mengalami perubahan data, misalnya perubahan alamat kantor. Untuk itu, penting mengetahui bagaimana cara mengubah data perusahaan pada izin usaha, seperti yang dijelaskan di sini: Bagaimana cara mengubah data perusahaan pada izin usaha?.
Informasi yang akurat dan up-to-date sangat krusial, karena hal ini berpengaruh pada perhitungan dividen yang tepat dan transparansi laporan keuangan perusahaan.
Tabel Perbandingan DPS Beberapa Perusahaan
Berikut tabel yang menunjukkan perhitungan DPS beberapa perusahaan fiktif. Tabel ini dirancang responsif sehingga mudah dibaca di berbagai perangkat.
Nama Perusahaan | Total Dividen yang Dibagikan | Jumlah Saham Beredar | DPS |
---|---|---|---|
PT Maju Jaya | Rp 1.000.000.000 | 10.000.000 | Rp 100 |
PT Sejahtera Abadi | Rp 500.000.000 | 5.000.000 | Rp 100 |
PT Berkah Lestari | Rp 2.000.000.000 | 20.000.000 | Rp 100 |
Pengaruh Jumlah Saham Beredar terhadap DPS
Jumlah saham beredar memiliki pengaruh signifikan terhadap DPS. Semakin banyak saham yang beredar, semakin kecil DPS yang diterima setiap pemegang saham, asalkan total dividen yang dibagikan tetap sama. Sebaliknya, semakin sedikit saham yang beredar, semakin besar DPS yang diterima setiap pemegang saham.
Perhitungan DPS Setelah Stock Split
Stock split adalah tindakan perusahaan untuk memecah saham yang ada menjadi beberapa saham dengan nilai nominal yang lebih rendah. Hal ini tidak mengubah total nilai investasi, tetapi akan mempengaruhi jumlah saham beredar dan DPS. Misalnya, jika PT Maju Jaya melakukan stock split 2:1, maka jumlah saham beredar akan menjadi 20.000.000 lembar. Dengan total dividen yang tetap Rp 1.000.000.000, DPS baru akan menjadi:
DPS = Rp 1.000.000.000 / 20.000.000 = Rp 50 per saham
Meskipun DPS per saham berkurang, total dividen yang diterima pemegang saham tetap sama. Pemegang saham yang sebelumnya memiliki 1 saham, sekarang akan memiliki 2 saham, masing-masing bernilai Rp 50.
Menghitung dividen sebenarnya cukup mudah, tergantung pada struktur kepemilikan perusahaan. Namun, sebelum membahas lebih lanjut, perlu diingat bahwa keberhasilan usaha, dan sehingga pembagian dividen yang optimal, bergantung juga pada legalitas usaha. Mengetahui perizinan usaha apa saja yang diperlukan untuk usaha startup sangat penting. Setelah perusahaan terdaftar dan berjalan lancar, kembali ke perhitungan dividen, kita bisa fokus pada laba bersih perusahaan dan persentase yang akan dibagikan kepada pemegang saham.
Cara Menghitung Dividen Saham Preferen
Setelah memahami perhitungan dividen saham biasa, mari kita bahas bagaimana menghitung dividen saham preferen. Saham preferen memiliki karakteristik yang membedakannya dari saham biasa, sehingga perhitungan dividennya pun berbeda. Pemahaman tentang perbedaan ini penting bagi investor untuk mengelola portofolio investasi mereka secara efektif.
Perbedaan Dividen Saham Biasa dan Saham Preferen
Dividen saham biasa didistribusikan setelah perusahaan memenuhi kewajiban lainnya, termasuk pembayaran dividen saham preferen (jika ada). Besarnya dividen saham biasa seringkali bergantung pada kinerja perusahaan dan kebijakan dewan direksi. Sebaliknya, dividen saham preferen biasanya memiliki tingkat tetap yang ditentukan pada saat penerbitan saham. Ini berarti pemegang saham preferen memiliki klaim atas dividen yang lebih terjamin dibandingkan pemegang saham biasa, meskipun jumlahnya mungkin lebih rendah.
Menghitung dividen sebenarnya cukup mudah, tergantung pada kebijakan perusahaan. Kita perlu melihat rasio pembayaran dividen dan laba bersih perusahaan. Namun, untuk mendapatkan pinjaman guna berinvestasi di saham yang memberikan dividen, seringkali kita perlu memberikan agunan, seperti yang dijelaskan di sini: Apa itu agunan?. Memahami konsep agunan penting karena mempengaruhi kemampuan kita untuk mendapatkan modal tambahan demi investasi saham dan potensi keuntungan dari dividen yang didapatkan nantinya.
Jadi, setelah memahami konsep agunan, kita bisa kembali fokus pada perhitungan dividen yang akan kita terima.
Rumus Perhitungan Dividen Saham Preferen
Perhitungan dividen saham preferen relatif lebih sederhana dibandingkan saham biasa. Rumusnya adalah:
Dividen Saham Preferen = (Nilai Nominal Saham Preferen x Tingkat Dividen)
Nilai nominal saham preferen adalah nilai yang tertera pada sertifikat saham, sementara tingkat dividen dinyatakan sebagai persentase dari nilai nominal tersebut.
Contoh Kasus Perhitungan Dividen Saham Preferen
Misalnya, PT Maju Jaya menerbitkan 10.000 lembar saham preferen dengan nilai nominal Rp 1.000 per lembar dan tingkat dividen 8% per tahun. Maka, total dividen yang akan dibayarkan kepada pemegang saham preferen adalah:
Dividen Saham Preferen = (10.000 lembar x Rp 1.000/lembar x 8%) = Rp 800.000
Contoh lain: PT Sejahtera Abadi menerbitkan 5.000 lembar saham preferen dengan nilai nominal Rp 500 per lembar dan tingkat dividen 10% per tahun. Total dividen yang dibayarkan adalah:
Dividen Saham Preferen = (5.000 lembar x Rp 500/lembar x 10%) = Rp 250.000
Karakteristik Utama Dividen Saham Preferen
Dividen saham preferen umumnya memiliki karakteristik sebagai berikut: tingkat dividen tetap, prioritas pembayaran dividen sebelum saham biasa, dan kemungkinan konversi ke saham biasa. Namun, perlu diingat bahwa pembayaran dividen saham preferen bukanlah kewajiban mutlak perusahaan dan dapat dihentikan jika perusahaan mengalami kerugian.
Perbandingan Perhitungan Dividen Saham Preferen dan Saham Biasa
Perhitungan dividen saham preferen lebih mudah karena didasarkan pada tingkat dividen tetap dan nilai nominal saham. Sebaliknya, perhitungan dividen saham biasa lebih kompleks karena bergantung pada berbagai faktor, termasuk laba bersih perusahaan dan kebijakan dewan direksi. Saham preferen menawarkan kepastian dividen, sementara saham biasa menawarkan potensi pertumbuhan nilai yang lebih tinggi namun dengan risiko yang lebih besar.
Faktor-faktor yang Mempengaruhi Pembagian Dividen: Bagaimana Cara Menghitung Dividen?
Kebijakan dividen suatu perusahaan bukanlah keputusan yang diambil secara sembarangan. Banyak faktor, baik internal maupun eksternal, yang secara signifikan memengaruhi keputusan manajemen untuk membagikan dividen kepada pemegang saham. Memahami faktor-faktor ini penting untuk menganalisis kinerja keuangan perusahaan dan memprediksi pergerakan harga sahamnya.
Faktor Internal yang Mempengaruhi Kebijakan Dividen
Faktor-faktor internal perusahaan sangat menentukan kemampuan dan kesediaan perusahaan untuk membagikan dividen. Keputusan ini bergantung pada kondisi keuangan, strategi pertumbuhan, dan struktur modal perusahaan.
- Keuntungan yang Diraih: Tingkat profitabilitas perusahaan secara langsung mempengaruhi kemampuannya untuk membagikan dividen. Perusahaan yang menguntungkan cenderung memiliki lebih banyak sumber daya untuk dibagikan kepada pemegang saham.
- Kebutuhan Dana untuk Investasi: Perusahaan yang memiliki rencana ekspansi atau investasi besar mungkin akan menahan dividen untuk mendanai proyek-proyek tersebut. Prioritas pertumbuhan seringkali mengalahkan pembagian dividen.
- Struktur Modal: Rasio hutang terhadap ekuitas perusahaan dapat memengaruhi kebijakan dividen. Perusahaan dengan tingkat hutang tinggi mungkin lebih berhati-hati dalam membagikan dividen untuk menjaga likuiditas dan kemampuan membayar kewajiban.
- Kebijakan Retensi Laba: Seberapa besar laba yang ditahan perusahaan untuk mendanai pertumbuhan internal juga merupakan faktor penting. Perusahaan yang berfokus pada pertumbuhan organik cenderung menahan lebih banyak laba.
Faktor Eksternal yang Mempengaruhi Kebijakan Dividen
Kondisi ekonomi makro dan pasar modal juga memainkan peran penting dalam menentukan kebijakan dividen. Faktor-faktor eksternal ini berada di luar kendali manajemen perusahaan, namun tetap harus dipertimbangkan.
- Kondisi Ekonomi Makro: Resesi ekonomi atau pertumbuhan ekonomi yang lambat dapat memengaruhi profitabilitas perusahaan dan mengurangi kemampuannya untuk membagikan dividen. Sebaliknya, kondisi ekonomi yang kuat dapat mendukung pembagian dividen yang lebih besar.
- Kondisi Pasar Modal: Akses ke pasar modal dan biaya pendanaan dapat memengaruhi keputusan perusahaan untuk membagikan dividen. Jika perusahaan dapat dengan mudah mendapatkan pendanaan eksternal, mereka mungkin lebih cenderung untuk menahan dividen dan menggunakan dana tersebut untuk investasi.
- Peraturan Pemerintah: Peraturan pemerintah terkait pajak dan pembagian dividen juga dapat memengaruhi kebijakan dividen perusahaan. Perubahan regulasi dapat mendorong perusahaan untuk menyesuaikan strategi dividennya.
- Harapan Investor: Investor juga memiliki ekspektasi tertentu terkait dividen. Perusahaan seringkali mempertimbangkan harapan investor dalam menentukan kebijakan dividennya untuk menjaga kepercayaan dan menarik investor.
Poin-Poin Penting Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Pembagian Dividen
Secara ringkas, kebijakan dividen merupakan keseimbangan antara kebutuhan internal perusahaan dan kondisi eksternal. Perusahaan harus mempertimbangkan profitabilitas, kebutuhan investasi, struktur modal, kondisi ekonomi, dan harapan investor sebelum memutuskan berapa banyak dividen yang akan dibagikan.
- Profitabilitas tinggi mendukung pembagian dividen yang lebih besar.
- Kebutuhan investasi yang tinggi dapat mengurangi pembagian dividen.
- Tingkat hutang yang tinggi dapat membatasi pembagian dividen.
- Kondisi ekonomi makro dan pasar modal berpengaruh signifikan.
- Harapan investor harus dipertimbangkan.
Rasio Keuangan dan Pembagian Dividen
Rasio keuangan, khususnya rasio payout, memberikan gambaran tentang proporsi laba yang dibagikan sebagai dividen. Rasio payout dihitung dengan membagi total dividen yang dibayarkan dengan laba bersih. Rasio ini menunjukkan kebijakan dividen perusahaan. Rasio payout yang tinggi mengindikasikan bahwa perusahaan membagikan sebagian besar labanya sebagai dividen, sementara rasio payout yang rendah menunjukkan sebaliknya.
Rasio Payout = Total Dividen Dibayarkan / Laba Bersih
Contohnya, jika sebuah perusahaan memiliki laba bersih Rp 1 miliar dan membagikan dividen Rp 500 juta, maka rasio payout-nya adalah 50%.
Menghitung dividen sebenarnya cukup mudah, kok! Anda perlu mengetahui jumlah saham yang Anda miliki dan besarnya dividen per saham yang diumumkan perusahaan. Sebelum kita lanjut, penting untuk memahami terlebih dahulu apa itu saham, karena dividen didapatkan dari kepemilikan saham. Untuk penjelasan lebih detail tentang saham, Anda bisa mengunjungi Apa itu saham? . Setelah memahami konsep saham, kembali ke perhitungan dividen, tinggal kalikan saja jumlah saham Anda dengan besaran dividen per saham.
Hasilnya adalah total dividen yang akan Anda terima.
Dampak Kebijakan Dividen terhadap Harga Saham
Kebijakan dividen dapat memengaruhi harga saham perusahaan. Pembagian dividen yang konsisten dan meningkat dapat menarik investor yang mencari pendapatan tetap, sehingga meningkatkan permintaan saham dan potensinya mendorong harga saham naik. Namun, pembagian dividen yang terlalu tinggi dapat mengurangi dana yang tersedia untuk investasi dan pertumbuhan, yang pada akhirnya dapat berdampak negatif terhadap harga saham dalam jangka panjang. Sebaliknya, menahan dividen untuk reinvestasi dapat meningkatkan pertumbuhan perusahaan dan meningkatkan nilai perusahaan di masa depan, yang pada akhirnya juga dapat meningkatkan harga saham.
Pertimbangan Pajak atas Dividen
Mendapatkan dividen memang menguntungkan, namun penting untuk memahami implikasi pajaknya di Indonesia. Pajak dividen merupakan kewajiban yang harus dipenuhi oleh setiap penerima dividen, baik itu individu maupun badan usaha. Memahami perhitungan dan jenis pajak yang berlaku akan membantu Anda dalam merencanakan keuangan dan meminimalisir beban pajak.
Pajak Dividen di Indonesia
Di Indonesia, dividen dikenakan pajak penghasilan (PPh) sesuai dengan peraturan perpajakan yang berlaku. Besaran pajak yang dikenakan bervariasi tergantung pada status penerima dividen (perseorangan atau badan usaha) dan besaran dividen yang diterima. Secara umum, pajak dividen untuk wajib pajak orang pribadi dihitung berdasarkan tarif progresif, sedangkan untuk badan usaha dikenakan tarif pajak badan yang berlaku.
Contoh Perhitungan Pajak Dividen
Misalnya, seorang wajib pajak orang pribadi menerima dividen sebesar Rp 100.000.000. Dengan asumsi tarif pajak penghasilan (PPh) untuk lapisan pendapatan tersebut adalah 25%, maka pajak dividen yang harus dibayarkan adalah Rp 25.000.000 (Rp 100.000.000 x 25%). Perlu diingat bahwa ini hanyalah contoh sederhana dan tarif pajak dapat berubah sesuai dengan peraturan perpajakan yang berlaku dan lapisan penghasilan yang bersangkutan. Konsultasikan dengan konsultan pajak untuk perhitungan yang lebih akurat dan sesuai dengan kondisi Anda.
Jenis Pajak yang Mungkin Dikenakan pada Dividen
- Pajak Penghasilan (PPh) Pasal 23 atas dividen yang dibayarkan kepada wajib pajak non-residen.
- Pajak Penghasilan (PPh) Pasal 4(2) atas dividen yang diterima oleh wajib pajak orang pribadi.
- Pajak Penghasilan (PPh) Badan atas dividen yang diterima oleh badan usaha.
Perbandingan Beban Pajak Dividen dengan Beban Pajak Pendapatan Lainnya
Beban pajak dividen berbeda dengan beban pajak pendapatan lainnya seperti gaji atau penghasilan usaha. Pajak dividen umumnya dikenakan secara final, artinya pajak tersebut sudah final dan tidak dapat dikompensasikan dengan kerugian pajak lainnya. Sedangkan pajak penghasilan dari sumber lain seperti gaji, dapat dikompensasikan dengan beberapa pengurangan tertentu sesuai peraturan yang berlaku. Perbedaan ini penting untuk diperhatikan dalam perencanaan pajak.
Implikasi Pajak Dividen bagi Investor
Pajak dividen merupakan faktor penting yang perlu dipertimbangkan oleh investor dalam pengambilan keputusan investasi. Besarnya pajak yang harus dibayarkan akan mengurangi keuntungan investasi secara keseluruhan. Oleh karena itu, investor perlu mempertimbangkan tingkat pengembalian investasi setelah dikurangi pajak (after-tax return) untuk menilai profitabilitas investasi.
Sumber Informasi Tambahan tentang Dividen
Memahami dividen secara menyeluruh membutuhkan riset dan pemahaman yang mendalam. Informasi yang akurat dan terpercaya sangat krusial dalam pengambilan keputusan investasi. Berikut beberapa sumber yang dapat Anda manfaatkan untuk menggali lebih dalam tentang dividen.
Situs Web dan Lembaga Keuangan Terpercaya
Berbagai situs web dan lembaga keuangan menyediakan informasi terkait dividen. Sumber-sumber ini biasanya menawarkan data historis, proyeksi, dan analisis terkait kebijakan dividen perusahaan publik. Ketepatan dan kredibilitas informasi sangat bergantung pada reputasi penyedia data tersebut.
- Situs web Bursa Efek Indonesia (BEI): BEI menyediakan informasi resmi mengenai dividen yang dibagikan perusahaan-perusahaan yang terdaftar di bursa.
- Situs web perusahaan sekuritas terkemuka: Perusahaan sekuritas besar biasanya memiliki riset dan analisis yang komprehensif mengenai dividen, termasuk prediksi dividen di masa mendatang.
- Bloomberg Terminal dan Refinitiv Eikon: Platform data keuangan profesional ini menyediakan data dividen yang sangat detail dan akurat, meskipun memerlukan langganan berbayar.
Rekomendasi Buku dan Artikel tentang Dividen
Literatur keuangan yang berkualitas dapat memberikan pemahaman yang lebih mendalam tentang teori dan praktik dividen. Buku dan artikel akademik maupun populer dapat menawarkan perspektif yang berbeda dan memperkaya pengetahuan Anda.
- Buku-buku teks investasi dan manajemen keuangan: Banyak buku teks yang membahas topik dividen secara detail, termasuk model-model penilaian dan strategi investasi yang terkait dengan dividen.
- Artikel jurnal ilmiah: Jurnal keuangan terkemuka sering menerbitkan riset empiris tentang efek dividen terhadap kinerja perusahaan dan perilaku investor.
- Laporan riset dari analis keuangan: Analis keuangan dari berbagai lembaga sering menerbitkan laporan yang menganalisis kebijakan dividen perusahaan-perusahaan tertentu.
Membaca Laporan Keuangan untuk Informasi Dividen
Laporan keuangan perusahaan, khususnya laporan laba rugi dan laporan arus kas, memberikan informasi penting mengenai pembayaran dividen. Memahami cara membaca laporan ini sangat penting untuk menilai kemampuan perusahaan dalam membayarkan dividen.
Laporan laba rugi menunjukkan laba bersih perusahaan, yang merupakan sumber utama dana untuk pembayaran dividen. Laporan arus kas memberikan gambaran yang lebih rinci tentang arus kas perusahaan, termasuk arus kas dari aktivitas operasi yang digunakan untuk membiayai dividen. Bagian catatan atas laporan keuangan biasanya memberikan detail lebih lanjut mengenai kebijakan dividen perusahaan.
Analisis Kebijakan Dividen Suatu Perusahaan
Sebelum berinvestasi di saham yang memberikan dividen, analisis kebijakan dividen perusahaan sangat penting. Hal ini membantu dalam menilai keberlanjutan dan daya tarik dividen tersebut dalam jangka panjang.
- Riwayat pembayaran dividen: Periksa konsistensi pembayaran dividen perusahaan di masa lalu. Tren yang stabil menunjukkan komitmen perusahaan terhadap pembayaran dividen.
- Rasio pembayaran dividen: Hitung rasio pembayaran dividen (dividen per saham dibagi laba per saham) untuk menilai proporsi laba yang dialokasikan untuk dividen. Rasio yang terlalu tinggi dapat mengindikasikan risiko pemotongan dividen di masa mendatang.
- Kondisi keuangan perusahaan: Evaluasi kesehatan keuangan perusahaan secara keseluruhan, termasuk rasio likuiditas dan leverage. Perusahaan yang sehat secara keuangan lebih mampu mempertahankan pembayaran dividen.
- Prospek bisnis perusahaan: Pertimbangkan prospek pertumbuhan dan profitabilitas perusahaan di masa depan. Perusahaan dengan prospek yang baik lebih mungkin untuk meningkatkan atau mempertahankan pembayaran dividen.