Struktur Organisasi dan Job Description Sesuai UU Ketenagakerjaan

 

 

//

Aditya, S.H

 

Pengertian Struktur Organisasi dalam UU Ketenagakerjaan

Bagaimana cara membuat struktur organisasi dan job description yang sesuai dengan UU Ketenagakerjaan? – Struktur organisasi perusahaan merupakan kerangka kerja yang mendefinisikan hierarki, tanggung jawab, dan hubungan antar berbagai peran dan jabatan di dalam perusahaan. UU Ketenagakerjaan di Indonesia tidak secara eksplisit mendefinisikan struktur organisasi, namun secara implisit mengatur aspek-aspek yang memengaruhi pembentukan dan pengelolaannya, seperti hubungan industrial, perlindungan pekerja, dan penyelesaian perselisihan kerja. Dengan demikian, struktur organisasi yang baik harus mempertimbangkan ketentuan hukum ketenagakerjaan agar tercipta lingkungan kerja yang produktif dan adil.

Table of Contents

Membuat struktur organisasi dan job description yang sesuai UU Ketenagakerjaan perlu ketelitian, memperhatikan pembagian tanggung jawab hingga ke level terbawah. Hal ini berkaitan erat dengan pemilihan direksi dan komisaris, karena mereka yang akan memimpin perusahaan. Pertanyaannya, apakah pemegang saham wajib menjadi direksi atau komisaris? Untuk memahami lebih lanjut, silahkan baca artikel ini: Apakah pemegang saham wajib menjadi direksi atau komisaris?

. Setelah memahami hal tersebut, kembali ke pembuatan struktur organisasi dan job description, pastikan semua sesuai dengan tugas dan wewenang yang jelas agar terhindar dari masalah hukum di kemudian hari.

Struktur Organisasi Formal dan Informal

Struktur organisasi formal merujuk pada susunan organisasi yang terdokumentasi dan resmi, biasanya digambarkan dalam bagan organisasi. Struktur ini menjabarkan hierarki jabatan, alur pelaporan, dan tanggung jawab masing-masing posisi. Sementara itu, struktur organisasi informal merupakan jaringan hubungan antar individu di dalam perusahaan yang tidak tercantum dalam dokumen resmi. Meskipun tidak tertulis, struktur informal dapat memengaruhi dinamika kerja dan produktivitas. UU Ketenagakerjaan lebih berfokus pada regulasi struktur formal, memastikan transparansi dan kejelasan peran serta tanggung jawab untuk melindungi hak-hak pekerja. Namun, pengelolaan struktur informal yang baik juga penting untuk menciptakan lingkungan kerja yang harmonis dan efektif.

Contoh Ilustrasi Struktur Organisasi Sederhana

Berikut contoh struktur organisasi sederhana yang dapat diadaptasi dan disesuaikan dengan kebutuhan perusahaan, selaras dengan prinsip-prinsip UU Ketenagakerjaan. Perlu diingat bahwa contoh ini bersifat umum dan perlu disesuaikan dengan karakteristik bisnis masing-masing perusahaan.

Membuat struktur organisasi dan job description yang sesuai UU Ketenagakerjaan memang penting, agar terhindar dari masalah hukum. Hal krusial yang perlu diperhatikan adalah pemahaman akan peran masing-masing organ dalam perusahaan. Untuk itu, pahami terlebih dahulu siapa saja yang menjadi organ dalam PT, seperti yang dijelaskan di sini: Siapa saja yang menjadi organ dalam PT?.

Dengan memahami hal tersebut, Anda dapat membangun struktur organisasi yang jelas dan job description yang terukur, sehingga setiap tanggung jawab sesuai dengan wewenang dan aturan hukum yang berlaku. Perencanaan yang matang akan memudahkan proses pengelolaan SDM perusahaan.

Jabatan Departemen Tanggung Jawab Utama Pelaporan Kepada
Direktur Utama Pengambilan keputusan strategis, pengawasan operasional
Manajer Pemasaran Pemasaran Perencanaan dan pelaksanaan strategi pemasaran Direktur Utama
Supervisor Pemasaran Pemasaran Pengawasan tim pemasaran, pelaksanaan program pemasaran Manajer Pemasaran
Staff Pemasaran Pemasaran Pelaksanaan tugas pemasaran sesuai arahan supervisor Supervisor Pemasaran

Jenis Struktur Organisasi dan Kesesuaiannya dengan UU Ketenagakerjaan

Beberapa jenis struktur organisasi yang umum digunakan di Indonesia antara lain struktur fungsional, struktur divisional, dan struktur matriks. Ketiga jenis struktur ini dapat disesuaikan dengan UU Ketenagakerjaan selama memperhatikan prinsip-prinsip keadilan, transparansi, dan perlindungan hak-hak pekerja. Penting untuk memastikan bahwa setiap struktur organisasi yang diadopsi mencantumkan secara jelas deskripsi pekerjaan, jalur pelaporan, dan tanggung jawab masing-masing posisi agar terhindar dari potensi konflik dan pelanggaran hukum ketenagakerjaan.

Dampak Struktur Organisasi yang Tidak Sesuai UU Ketenagakerjaan

Struktur organisasi yang tidak sesuai dengan UU Ketenagakerjaan dapat menimbulkan berbagai dampak negatif bagi perusahaan. Hal ini dapat menyebabkan ketidakjelasan peran dan tanggung jawab, konflik internal, rendahnya produktivitas, dan bahkan tuntutan hukum dari pekerja. Selain itu, struktur organisasi yang buruk dapat menghambat pertumbuhan dan perkembangan perusahaan dalam jangka panjang. Oleh karena itu, penting bagi perusahaan untuk merancang dan mengelola struktur organisasinya dengan cermat, mempertimbangkan aspek legalitas dan efektivitas operasional.

Membuat struktur organisasi dan job description yang sesuai UU Ketenagakerjaan memang penting, terutama untuk memastikan kepatuhan hukum dan efisiensi operasional. Bentuk badan usaha juga berpengaruh; misalnya, jika Anda berencana mendirikan perusahaan, penting untuk memahami perbedaan antara PT dan firma, seperti yang dijelaskan di sini: Apa perbedaan PT dengan firma?. Pemahaman ini akan membantu Anda menentukan struktur organisasi yang tepat, karena struktur PT dan firma tentu akan berbeda.

Dengan struktur yang jelas, job description pun dapat dibuat lebih spesifik dan terarah, menunjang kesesuaian dengan regulasi ketenagakerjaan.

Komponen Penting dalam Merancang Struktur Organisasi yang Sesuai UU Ketenagakerjaan: Bagaimana Cara Membuat Struktur Organisasi Dan Job Description Yang Sesuai Dengan UU Ketenagakerjaan?

Bagaimana cara membuat struktur organisasi dan job description yang sesuai dengan UU Ketenagakerjaan?

Merancang struktur organisasi dan deskripsi pekerjaan yang sesuai dengan UU Ketenagakerjaan sangat penting untuk menciptakan lingkungan kerja yang adil, produktif, dan terhindar dari konflik. Struktur organisasi yang baik menjamin kejelasan peran dan tanggung jawab setiap individu, sementara deskripsi pekerjaan yang rinci meminimalisir kesalahpahaman dan sengketa.

Contoh Job Description untuk Berbagai Posisi di Perusahaan Manufaktur

Berikut contoh job description untuk beberapa posisi di perusahaan manufaktur, yang memperhatikan aspek-aspek penting dalam UU Ketenagakerjaan. Contoh ini bersifat umum dan dapat disesuaikan dengan kebutuhan spesifik perusahaan.

  • Manajer Produksi
    • Deskripsi Tugas: Memimpin dan mengawasi seluruh proses produksi, memastikan target tercapai, dan mengelola tim produksi.
    • Tanggung Jawab: Perencanaan produksi, pengendalian kualitas, manajemen tim, penganggaran, pelaporan.
    • Kualifikasi: Pendidikan minimal S1 Teknik Industri/Manajemen, pengalaman minimal 5 tahun di bidang manufaktur, kemampuan kepemimpinan yang kuat.
  • Supervisor Produksi
    • Deskripsi Tugas: Mengawasi kinerja tim produksi di area tertentu, memastikan proses produksi berjalan lancar, dan memecahkan masalah operasional.
    • Tanggung Jawab: Pengawasan produksi harian, pengelolaan sumber daya, pelatihan karyawan, peningkatan efisiensi.
    • Kualifikasi: Pendidikan minimal D3 Teknik/Manajemen, pengalaman minimal 3 tahun di bidang manufaktur, kemampuan komunikasi dan koordinasi yang baik.
  • Karyawan Produksi
    • Deskripsi Tugas: Melakukan pekerjaan produksi sesuai instruksi supervisor, menjaga kualitas produk, dan mematuhi prosedur keselamatan kerja.
    • Tanggung Jawab: Operasional mesin produksi, pengecekan kualitas produk, pemeliharaan kebersihan area kerja, pelaporan masalah.
    • Kualifikasi: Pendidikan minimal SMA/SMK, memiliki keterampilan dasar di bidang manufaktur, siap bekerja dalam tim.

Pentingnya Deskripsi Pekerjaan yang Jelas dan Rinci dalam Mencegah Konflik Ketenagakerjaan

Deskripsi pekerjaan yang jelas dan rinci merupakan kunci pencegahan konflik ketenagakerjaan. Dengan deskripsi yang detail, baik karyawan maupun perusahaan memiliki pemahaman yang sama mengenai tugas, tanggung jawab, dan ekspektasi kinerja. Hal ini meminimalisir potensi kesalahpahaman yang dapat berujung pada perselisihan.

Contoh Job Description yang Mencakup Hak dan Kewajiban Karyawan Sesuai UU Ketenagakerjaan

Berikut contoh poin-poin penting yang perlu dicantumkan dalam job description untuk memastikan hak dan kewajiban karyawan terpenuhi sesuai UU Ketenagakerjaan.

Hak Karyawan: Gaji dan tunjangan sesuai ketentuan, cuti tahunan, jaminan sosial ketenagakerjaan (BPJS Ketenagakerjaan dan BPJS Kesehatan), keselamatan dan kesehatan kerja, perlindungan dari perlakuan diskriminatif.

Membuat struktur organisasi dan job description yang sesuai UU Ketenagakerjaan memang krusial, terutama untuk memastikan kepatuhan hukum dan efisiensi operasional perusahaan. Proses ini erat kaitannya dengan legalitas perusahaan itu sendiri; misalnya, setelah struktur organisasi dan job description disusun, anda perlu mendaftarkan akta pendirian PT Anda, dan untuk itu, silakan cek informasi penting mengenai ke mana akta pendirian PT harus didaftarkan?

Setelah legalitas perusahaan terjamin, kembali ke struktur organisasi dan job description, pastikan deskripsi tugas dan tanggung jawab setiap posisi jelas dan terukur agar sesuai dengan regulasi ketenagakerjaan yang berlaku.

Kewajiban Karyawan: Menjalankan tugas dan tanggung jawab sesuai job description, mematuhi peraturan perusahaan, menjaga kerahasiaan informasi perusahaan, memelihara keselamatan dan kesehatan kerja.

Peran Departemen HRD dalam Merancang Struktur Organisasi dan Job Description

Departemen HRD memiliki peran krusial dalam merancang struktur organisasi dan job description yang sesuai UU Ketenagakerjaan. Mereka bertanggung jawab untuk memastikan struktur organisasi efektif dan efisien, serta job description yang adil, jelas, dan sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku. HRD juga berperan dalam sosialisasi dan pelatihan kepada karyawan terkait hak dan kewajiban mereka.

Contoh Penyesuaian Struktur Organisasi Berdasarkan Skala dan Jenis Usaha

Struktur organisasi perusahaan besar akan berbeda dengan perusahaan kecil. Perusahaan manufaktur skala besar mungkin memiliki struktur organisasi yang lebih kompleks dengan beberapa divisi dan departemen, sementara perusahaan kecil mungkin memiliki struktur yang lebih sederhana dan datar. Jenis usaha juga mempengaruhi struktur organisasi. Perusahaan jasa akan memiliki struktur yang berbeda dengan perusahaan perdagangan.

Hubungan Struktur Organisasi dan Job Description dengan UU Ketenagakerjaan

UU Ketenagakerjaan No. 13 Tahun 2003 dan perubahannya (UU Cipta Kerja) secara tidak langsung mengatur hubungan antara struktur organisasi dan job description. Meskipun tidak secara eksplisit mencantumkan pasal yang mengatur secara spesifik format struktur organisasi dan job description, kedua hal tersebut krusial dalam memastikan kepatuhan perusahaan terhadap berbagai ketentuan dalam UU tersebut, terutama terkait hak dan kewajiban pekerja.

Membuat struktur organisasi dan job description yang sesuai UU Ketenagakerjaan memang krusial, menentukan alur kerja dan tanggung jawab setiap karyawan. Perlu diingat, struktur ini harus fleksibel, terutama jika Anda berencana mengubah kegiatan usaha PT Anda, misalnya perlu penyesuaian jika ingin ekspansi bisnis. Nah, untuk informasi lebih lanjut mengenai perubahan kegiatan usaha PT, silahkan baca artikel ini: Bagaimana jika ingin mengubah kegiatan usaha PT?

. Setelah memahami implikasinya, Anda bisa kembali menyusun struktur organisasi dan job description yang tepat, sesuai dengan kebutuhan bisnis yang baru dan tentunya sesuai regulasi ketenagakerjaan yang berlaku.

Pasal-Pasal Relevan dalam UU Ketenagakerjaan

Beberapa pasal dalam UU Ketenagakerjaan yang relevan dengan penyusunan struktur organisasi dan job description mencakup pasal-pasal yang mengatur tentang hak dan kewajiban pekerja, keselamatan dan kesehatan kerja (K3), serta pengupahan. Struktur organisasi yang jelas dan job description yang rinci membantu perusahaan dalam memastikan pemenuhan hak-hak pekerja sesuai dengan peraturan yang berlaku. Misalnya, job description yang detail akan membantu menentukan jenis pekerjaan, tingkat risiko, dan upah yang pantas sesuai dengan beban kerja dan tanggung jawab. Dengan demikian, perusahaan dapat menghindari potensi pelanggaran terkait upah minimum, jam kerja, dan keselamatan kerja.

Contoh Kasus Pelanggaran UU Ketenagakerjaan

Contoh kasus pelanggaran UU Ketenagakerjaan yang berkaitan dengan struktur organisasi dan job description yang tidak sesuai dapat berupa perusahaan yang memberikan upah di bawah UMR kepada pekerja dengan beban kerja yang melebihi ketentuan. Hal ini bisa terjadi jika job description tidak jelas, sehingga beban kerja pekerja tidak terukur dan tidak sesuai dengan upah yang diberikan. Contoh lainnya adalah perusahaan yang tidak menyediakan alat pelindung diri (APD) yang memadai kepada pekerja, karena struktur organisasi yang tidak jelas menyebabkan tanggung jawab K3 tidak terdefinisi dengan baik. Akibatnya, perusahaan dapat dikenai sanksi administratif bahkan pidana sesuai dengan ketentuan yang berlaku.

Langkah-Langkah Membuat Struktur Organisasi dan Job Description yang Sesuai UU Ketenagakerjaan

  1. Analisis Kebutuhan Pekerjaan: Tentukan secara rinci tugas, tanggung jawab, dan wewenang setiap posisi.
  2. Buat Struktur Organisasi yang Jelas: Tentukan hierarki, hubungan antar bagian, dan alur tanggung jawab. Struktur ini harus mencerminkan pembagian tugas yang efektif dan efisien.
  3. Buat Job Description yang Detail: Tuliskan secara rinci tugas, tanggung jawab, kualifikasi (pendidikan, pengalaman, keahlian), dan wewenang setiap posisi. Sertakan pula informasi mengenai upah, jam kerja, dan tunjangan yang akan diberikan.
  4. Sesuaikan dengan Peraturan Perusahaan: Pastikan struktur organisasi dan job description sesuai dengan peraturan perusahaan yang telah ditetapkan dan tidak bertentangan dengan UU Ketenagakerjaan.
  5. Konsultasi dengan Ahli Hukum Ketenagakerjaan: Untuk memastikan kepatuhan terhadap peraturan perundang-undangan, perusahaan dapat berkonsultasi dengan ahli hukum ketenagakerjaan.

Memastikan Kesesuaian dengan Peraturan Perusahaan dan UU Ketenagakerjaan

Untuk memastikan kesesuaian, perusahaan perlu melakukan review berkala terhadap struktur organisasi dan job description. Review ini perlu mempertimbangkan perubahan kebutuhan bisnis, perkembangan teknologi, dan perubahan peraturan perundang-undangan. Perusahaan juga perlu mendokumentasikan semua proses penyusunan dan revisi struktur organisasi dan job description. Dokumentasi ini penting sebagai bukti kepatuhan terhadap UU Ketenagakerjaan jika terjadi sengketa di kemudian hari.

Pertimbangan Hukum dan Praktis dalam Menyusun Struktur Organisasi dan Job Description

Bagaimana cara membuat struktur organisasi dan job description yang sesuai dengan UU Ketenagakerjaan?

Membuat struktur organisasi dan job description yang efektif bukan hanya sekadar menyusun bagan dan daftar tugas. Proses ini memerlukan pertimbangan hukum dan praktis yang cermat agar sesuai dengan regulasi ketenagakerjaan dan mendukung operasional perusahaan secara optimal. Keselarasan antara struktur organisasi, job description, dan peraturan perundang-undangan akan meminimalisir risiko hukum dan memastikan efisiensi kerja.

Pertimbangan Hukum dalam Penyusunan Struktur Organisasi dan Job Description

Peraturan perundang-undangan ketenagakerjaan, seperti UU Ketenagakerjaan dan peraturan turunannya, sangat penting diperhatikan. Struktur organisasi harus mencerminkan pembagian tugas dan tanggung jawab yang jelas, menghindari ambiguitas yang dapat memicu konflik atau sengketa ketenagakerjaan. Job description yang komprehensif dan detail, memuat uraian tugas, tanggung jawab, wewenang, dan kualifikasi, menjadi kunci dalam mencegah kesalahpahaman antara perusahaan dan karyawan. Hal ini juga penting untuk proses rekrutmen, evaluasi kinerja, dan penggajian yang adil dan transparan.

Kesesuaian dengan Peraturan Pemerintah Daerah

Selain regulasi nasional, perlu diperhatikan pula peraturan daerah setempat yang mungkin mengatur aspek ketenagakerjaan secara spesifik. Misalnya, peraturan terkait upah minimum daerah (UMD), jam kerja, dan cuti. Struktur organisasi dan job description harus memastikan kepatuhan terhadap semua peraturan yang berlaku, baik di tingkat nasional maupun daerah, guna menghindari sanksi administratif atau hukum.

Pengaruh Budaya Perusahaan terhadap Struktur Organisasi dan Job Description

Budaya perusahaan yang berbeda akan berdampak pada desain struktur organisasi dan job description. Perusahaan dengan budaya yang lebih hierarkis cenderung memiliki struktur organisasi yang formal dan berlapis, dengan job description yang sangat spesifik dan terstruktur. Sebaliknya, perusahaan dengan budaya yang lebih fleksibel dan kolaboratif mungkin mengadopsi struktur yang lebih datar dan desentralisasi, dengan job description yang lebih luwes dan menekankan pada hasil kerja.

Sebagai ilustrasi, sebuah perusahaan teknologi startup dengan budaya yang dinamis dan inovatif mungkin memiliki struktur organisasi yang datar, dengan tim yang bekerja secara lintas fungsi dan job description yang lebih fokus pada pencapaian tujuan proyek. Berbeda dengan perusahaan manufaktur besar yang cenderung lebih formal dan hierarkis, dengan struktur organisasi yang jelas dan job description yang sangat detail untuk setiap posisi.

Aspek Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) dalam Struktur Organisasi dan Job Description

Aspek K3 harus diintegrasikan ke dalam struktur organisasi dan job description. Perusahaan perlu menetapkan peran dan tanggung jawab yang jelas terkait K3, baik di tingkat manajemen maupun operasional. Job description harus memuat tugas dan tanggung jawab yang berkaitan dengan penerapan prosedur K3, penggunaan alat pelindung diri (APD), dan pelaporan kejadian terkait K3. Dengan demikian, keselamatan dan kesehatan karyawan terjamin dan perusahaan terhindar dari risiko kecelakaan kerja dan sanksi hukum.

Pertanyaan yang Perlu Dijawab Sebelum Penyusunan

  • Tujuan dan strategi bisnis perusahaan apa yang ingin dicapai?
  • Bagaimana struktur organisasi yang paling efektif untuk mendukung pencapaian tujuan tersebut?
  • Apa saja tugas, tanggung jawab, dan wewenang masing-masing posisi?
  • Kualifikasi dan kompetensi apa yang dibutuhkan untuk setiap posisi?
  • Bagaimana memastikan kesesuaian struktur organisasi dan job description dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku?
  • Bagaimana memastikan aspek K3 terintegrasi dalam struktur organisasi dan job description?
  • Bagaimana memastikan keselarasan antara struktur organisasi, job description, dan budaya perusahaan?

Contoh Kasus dan Studi Kasus

Penerapan struktur organisasi dan job description yang sesuai UU Ketenagakerjaan sangat krusial bagi keberhasilan perusahaan. Studi kasus dan contoh nyata dapat memberikan gambaran jelas mengenai dampak positif dan negatif dari penerapan yang baik dan buruk. Berikut beberapa contoh kasus yang dapat menjadi pembelajaran.

Studi Kasus Perusahaan yang Berhasil

Perusahaan manufaktur “Maju Jaya” berhasil meningkatkan produktivitas dan kepuasan karyawan setelah merevisi struktur organisasi dan job description mereka. Sebelumnya, struktur organisasi mereka bersifat hierarkis dan kaku, menyebabkan komunikasi yang buruk dan ketidakjelasan tugas. Setelah melakukan revisi yang melibatkan karyawan, struktur organisasi menjadi lebih datar dan fleksibel, dengan penjabaran tugas yang jelas dalam job description. Hal ini meningkatkan kolaborasi antar departemen dan memberikan karyawan pemahaman yang lebih baik tentang peran dan tanggung jawab mereka. Sebagai hasilnya, produktivitas meningkat sebesar 15% dan tingkat perputaran karyawan menurun signifikan.

Contoh Kasus Perusahaan yang Mengalami Permasalahan, Bagaimana cara membuat struktur organisasi dan job description yang sesuai dengan UU Ketenagakerjaan?

Sebaliknya, perusahaan “Sejahtera Bersama” mengalami peningkatan konflik internal dan penurunan produktivitas karena job description yang tidak jelas dan struktur organisasi yang tidak terdefinisi dengan baik. Ketidakjelasan peran dan tanggung jawab menyebabkan tumpang tindih tugas dan ketidakpuasan karyawan. Hal ini berujung pada penurunan produktivitas dan peningkatan konflik antar departemen. Ketidaksesuaian dengan UU Ketenagakerjaan juga berpotensi menimbulkan masalah hukum.

Evaluasi dan Perbaikan Struktur Organisasi dan Job Description

Evaluasi berkala terhadap struktur organisasi dan job description sangat penting. Perusahaan dapat melakukan survei kepuasan karyawan, melakukan wawancara mendalam dengan karyawan dari berbagai level, dan menganalisis data kinerja untuk mengidentifikasi area yang perlu diperbaiki. Perbaikan dapat berupa penyederhanaan alur kerja, penyesuaian job description agar lebih relevan dengan tuntutan pekerjaan, dan penyesuaian struktur organisasi agar lebih efisien dan responsif terhadap perubahan.

Pelibatan Karyawan dalam Penyusunan Struktur Organisasi dan Job Description

Melibatkan karyawan dalam proses penyusunan struktur organisasi dan job description sangat penting untuk memastikan penerimaan dan keberhasilan implementasi. Perusahaan dapat membentuk tim yang terdiri dari perwakilan dari berbagai departemen dan level jabatan. Tim ini dapat melakukan brainstorming, diskusi, dan menentukan struktur organisasi dan job description yang paling efektif dan sesuai dengan kebutuhan perusahaan dan UU Ketenagakerjaan. Proses ini dapat dilakukan melalui workshop, focus group discussion, atau survei online.

Rekomendasi Praktis untuk Penerapan Struktur Organisasi dan Job Description yang Efektif

  • Pastikan struktur organisasi jelas, sederhana, dan mudah dipahami.
  • Buat job description yang detail, akurat, dan sesuai dengan UU Ketenagakerjaan.
  • Libatkan karyawan dalam proses penyusunan dan revisi.
  • Lakukan evaluasi berkala dan lakukan penyesuaian jika diperlukan.
  • Pastikan adanya transparansi dan komunikasi yang efektif.
  • Sediakan pelatihan dan pengembangan bagi karyawan untuk meningkatkan kompetensi mereka.

Contact

Sumatera 69
Bandung, 40115

+6287735387748
Contact Us

Connect

 

 

 

 

 

Layanan

Pendirian PT

Legalitas Perusahaan

Virtual Office